Antisipasi Lonjakan Covid, Pemkab Jember Gandeng STIKES dan Sekolah Perawat 

Rakor Forpimda Kabupaten Jember dengan Forkopimda Jatim
Rakor Forpimda Kabupaten Jember dengan Forkopimda Jatim

Pemkab Jember akan menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) dan  sejumlah sekolah perawat di Kabupaten Jember, untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. 


Dengan bertambahnya jumlah pasien, akan diikuti dengan bertambahnya jumlah tempat tidur dan ruang isolasi, yang tentunya harus diikuti dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) memadai. 

"Kami sudah kerjasama dengan beberapa sekolahan di bidang keperawatan juga Stikes," kata Bupati Jember, Hendy Siswanto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa, (6/7), usai mengikuti Rakor secara daring di Pendopo Wahya Wibawagraha Jember dengan Forkopimda Provinsi Jatim.

Hadir dalam kegiatan tersebut, ada Wabup KH.Muhammad Balya Firjaun Barlaman, Wakapolres Kompol Kadek Ary Mahardika, Dandim 0824/ Jember Letkol Inf. La Ode M Nurdin, serta beberapa jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Di Kabupaten Jember ada beberapa sekolah keperawatan seperti STIKES dr Soebandi, STIKES Harapan Bangsa, STIKES Bhakti Al-Qodiri, Fakultas Keperawatan Universitas Jember, Fakultas Keperawatan UMM dan Fakultas Keperawatan Universitas Islam Jember.

"Kebutuhan nakes sampai 70 orang. Mereka akan diperbantukan untuk mendukung operasional penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Jember," katanya.

Vidkon tersebut, dilakukan dengan Forkopimda Provinsi Jatim yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa, didampingi  Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto dan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta. 

Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menyampaikan evaluasi pelaksanaan PPKM darurat selama 3 hari ini. Masih ada beberapa daerah belum maksimal dalam melaksanakan tindakan teguran terhadap warga yang mengabaikan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker dan menjaga jarak serta berkerumun. Ada sebanyak 1.130 kali  kerumunan yang dibubarkan. 

"Percuma kapasitas rumah sakit ditambah, kalau hulunya kurang mendapatkan perhatian, karena jumlah penduduk Jawa Timur ini puluhan juta. Seperti warga yang tidak memakai masker, tidak paham dan berkerumun. Teguran sudah dilaksanakan namun ada beberapa daerah yang belum maksimal. Juga kepatuhan terhadap kepatuhan terhadap protokol kesehatan," katanya.

Sedangkan dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan klasifikasi rumah sakit berdasarkan Bed Occupation Rate (BOR) dimana Jember zona merah yaitu tingkat keterisian tempat tidur pasiennya antara 60-80%.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news