Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar doa bersama umat beragama yang berlangsung di lima titik lokasi secara serentak, Kamis (2/1). Lima lokasi itu sesuai dengan agamanya masing-masing.
- Panggung Rakorwil LDII Jadi Rebutan Tiga Kandidat Cagub Jatim
- Soal Sampah, Bupati Malang Sadarkan Masyarakat Melalui Generasi Milineal
- Buka PAACLA 2024, Pj Gubernur Adhy Ajak Seluruh Pihak Hapus Pekerja Anak di Jatim dan Indonesia
Pemeluk agama Hindu berdoa di Pura Segara Jalan Memet Sastrawirya Komplek TNI AL Kenjeran. Sementara pemeluk agama Budha berdoa di Vihara Budhayana Dharma Wira Center Jalan Panjang Jiwo.
Bagi pemeluk agama Konghuchu, mereka menggelar doa bersama di Klenteng Boen Bio Jalan Kapasan Surabaya. Doa bersama kali ini dengan harapan Kota Surabaya aman dan terhindar dari segala bencana.
Pada kesempatan itu, Risma mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegawai di lingkungan pemkot karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik pada tahun 2019.
Meskipun begitu, pihaknya mengatakan saat ini masih banyak tugas yang harus diselesaikan. Terutama saat ini yang paling ditekankan kesiagaan dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam.
"Saya berharap seluruhnya mulai kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para camat dan lurah untuk menyiapkan segala sesuatunya. Minimal kita akan bagi masker di tiap kecamatan,†kata Risma dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita di sela-sela sambutannya yang terhubung dengan teleconference di lima titik lokasi tersebut, Kamis (2/1).
Risma menjelaskan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi bencana tahun 2020 ini.
Oleh karena itu, Risma dan jajarannya mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengantisipasi. Salah satunya dia memastikan alat komunikasi rig Linmas menyala 24 jam nonstop.
"Jadi, saya akan pasang alat komunikasi rig di kecamatan, kelurahan, kantor OPD. Seluruhnya tidak boleh mati 24 jam, harus terpantau terus,†paparnya.
Selain itu, nantinya setiap kelurahan dan kecamatan akan disambungkan dengan solar cell yang menyalakan satu komputer, satu lampu dan satu rig.
Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar rig yang sudah terpasang tidak pernah mati di kondisi apapun.
"Jadi, rig itu tidak boleh mati agar bisa terpantau 24 jam,†lanjut dia.
Seusai melangsungkan doa bersama, Risma kembali mengumpulkan semua kepala OPD, camat dan lurah. Mereka mendapatkan pengarahan khusus tentang antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Bahkan, saat itu ia banyak memerintahkan berbagai peralatan yang dibutuhkan untuk menghadapi bencana dipindahkan ke kantor kecamatan atau pun kelurahan.
"Semua itu kami lakukan agar lebih dekat dengan masyarakat dan lebih efektif, sehingga kami semua bisa selamat tanpa ada kejadian apapun,†ujarnya.
Bahkan, nantinya Risma akan memasang layar monitor di Balai RW yang dekat dengan laut. Tujuannya untuk memantau kondisi di sekitaran laut.
"Nanti masyarakat kita ajari bagaimana membaca dan memonitor cuaca. Jadi mereka ikut memantau. Kalau perlu layar monitor yang di ruangan saya bisa diambil,†tegasnya.
Oleh karena itu, saat itu ia mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan waspada terutama para nelayan, warga yang berada di tepi sungai dan laut.
Tidak hanya itu, pengendara motor pun diharapkan untuk mengenakan kacamata.
"Makanya ayo kita pandai-pandai membaca alam, untuk menyelamatkan diri kita dan keluarga kita. Semoga kami semua selamat tanpa ada kejadian apapun,†pungkasnya. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hingga April, Kabupaten Probolinggo Ditetapkan Sebagai Siaga Darurat Bencana
- Bantu Warga Terdampak Banjir, PT Astra Donasikan Paket Sembako
- Cuaca Ekstrim, Pemkab Lamongan Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Alam