. Kualitas tidur sangat menentukan energi setelah bangun. Oleh karena itu, banyak orang yang berusaha menjaga kualitas tidurnya supaya beas dari gangguan, salah satunya dengkuran.
- Era Digital, PMII Hadirkan E-PMII
- Kampung Nelayan Jadi Destinasi Wisata Baru, Pemkot Surabaya Beri Bantuan Perahu Wisata
- Wali Kota Eri Sulap Kya-kya Surabaya seperti Kampung Pecinan di Tiongkok
Spesialis Saraf dr Sutis Nasia mengatakan, dari sebuah penelitian terungkap bahwa 45 persen laki-laki rutin mendengkur ketika tidur.
Sedangkan untuk perempuannya, sudah 35 persen yang rutin mendengkur. "Sisanya, mereka mendengkur ketika sedang sakit," tuturnya.
Penyebab terbanyak mendengkur, Lanjut Sutis, disebabkan oleh obstruksi jalan nafas atau infeksi saluran nafas atas.
Lalu karena tonus otot tenggorokan dan lidah yang menurun. Sayangnya, beberapa orang masih menilai, bahwa mendengkur tidak menjadi masalah.
Padahal mendengkur bisa menjadi gejala dari suatu penyakit. Yakni kelainan tidur atau Sleep Apnea.
"Sekarang sudah empat persen mendengkur yang terkait dengan Sleep Apnea ini," imbuhnya.
Bahkan Sleep Apnea juga berkaitan erat dengan penyakit jantung dan stroke.
Dengkuran bisa diketahui lewat orang yang mengontrol saat kita tertidur. Namun henti nafas saat tidur susah dilihat oleh diri sendiri maupun orang lain.
Bila gangguan tidur tidak segera diobati. Maka akan menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, stroke, hingga kematian mendadak.
Bahkan penderita gangguan tidur banyak menyebabkan kecelakaan kerja.
"Ada juga penelitian yang menyebutkan penderita gangguan tidur memiliki resiko tiga kali lipat lebih besar mengalami kecelakaan saat mengemudi," tandasnya. [rhd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Digadang Jadi Venue Kejuaraan Paralayang Internasional, Gubernur Khofifah Pamerkan Keindahan Pantai Modangan Di Malang
- Kang Emil Prediksi Vaksin Covid-19 Baru Tersedia Awal Tahun Depan
- Mengintip Gedung Lima Lantai yang Jadi Wisata Edukasi Geologi di Banyuwangi