Misi yang dijalankan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia dianggap menuju ke jurang kegagalan karena adanya bantahan dari pihak Ukraina soal penyampaian pesan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin melalui Jokowi.
- Dua Pesawat TNI AU Diberangkatan Bawa 11 Ton Bantuan Indonesia untuk Korban Gempa Turki
- PJB Resmikan Rumah Layak Huni dan Jalan dari FABA
- Young Buddhist Association Rayakan Natal Bersama Mahasiswa dan Anak Yatim Piatu
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, bantahan yang diberikan oleh pemerintah Ukraina menunjukkan kerapuhan misi Jokowi, baik saat bertemu Zelenskyy maupun Putin.
"Bagaimana mungkin diplomasi internasional terdapat miss komunikasi, bisa jadi apa yang dihasilkan oleh Presiden Jokowi saat bertemu dengan Zelenskyy maupun dengan Putin penuh dengan ketidakjelasan. Sehingga apa yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/7).
Saiful menilai, dengan adanya bantahan oleh Ukraina, menunjukkan bahwa misi yang dilakukan oleh Jokowi menuju ke jurang kegagalan.
Seharusnya, kata Saiful, tidak mungkin ada bantahan jika memang misi yang dijalankan Jokowi untuk mendamaikan kedua negara berhasil.
"Dengan adanya bantahan tersebut, maka menunjukkan peran Jokowi tidak berhasil dalam mengusung perdamaian. Terlebih lagi di lapangan masih saja terjadi peperangan," pungkas Saiful.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Respons Panggilan Surabaya Memanggil, PT HM Sampoerna Donasikan Ratusan Oximeter
- Berangkatkan 81 Truk Bantuan Kemanusiaan Untuk Palestina, Gubernur Khofifah: Bentuk Solidaritas Bersama, Terima Kasih Seluruh Masyarakat Jatim
- Alasan Pemkot Surabaya Rutin Gelar Baksos Layanan Terintegrasi