Kualitas beras program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dikeluhkan salah satuKeluarga Penerima Manfaat (KPM), warga Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, yang masuk dalamprogram Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
- Pererat Kerukunan Pasca Pemilu dan Sambut Ramadan 2024 Warga Kota Malang Gelar Tahlil dan Pengajian Akbar
- Jelang Nataru, Khofifah Pastikan Keselamatan Pemudik Melalui Public Safety Center
- Di Akhir Masa Tugasnya di Surabaya, Kajari Tanjung Perak Diganjar Penghargaan Atas Penyelamatan Aset Pemkot Surabaya
Sayangnya warga tidak berani melapor ke pihak terkait, meski kualitas beras yang diterima tidak layak konsumsi. Mereka takut jika komplain akan dicoret dari daftar KPM.
""Saya tidak berani protes mas, takut tidak dikasih lagi. Sudah ini saja cukup gak apa-apa," ucap J (59) salah seorang warga Cerme kepada awak media, Selasa (28/7).
Bahkan, perempuan para baya ini menunjukkan paket BPNT yang diterimanya dari kantor Balai Desa di tempat tinggalnya.
"Bantuan yang saya terima berisi beras dalam karung 15 kg merk Rojo Lele, telur 10 butir atau sebanyak 1/2 kilogram, 1/4 kg kentang atau berisi 6 biji, kacang hijau 1/4 kg, sayur manisa 2 buah dan jeruk 1 kg," ujarnya.
Sementara, Camat Cerme Suyono saat dikonfrontir terkait persoalan tersebut mengatakan ada 7 desa yang membagikan BPNT.
"Desa-desa di Kecamatan Cerme yang telah menerima penyaluran BPNT yaitu, Desa Banjarsari, Tambakberas, Ngabetan, Cerme Lor, Ngembung, Dungus dan Desa Sukoanyar," tandasnya.
Seperti yang diberitakan Kantor Berita RMOLJatim sebelumnya bahwa persoalan BPNT yang diduga syarat penyimpingan itu, kini kasusnya tengah diselidiki oleh kepolisian Polres Gresik dengan memeriksa sejumlah pihak terkait.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bamus Papua Desak Kapolri Tuntaskan Kasus Rasisme Terhadap Pigai
- FSPPB Salurkan Hewan Kurban ke Ponpes Angkring Langgar Candi Islam Nusantara Madiun
- Hewan Kurban yang Divaksin dan Dinyatakan Sehat Diberikan QR Code