Tingginya perputaran uang pada saat memoentum Bulan suci Ramdhan hingga Hari Raya Idul Fitri membuat Bank Indonesia Perwakilan Kediri Jawa Timur harus menyiapkan anggaran untuk keperluan transaksi keuangan. Untuk melayani kebutuhan warga Kediri-Madiun-Ponorogo, anggaran yang disiapkan mencapai Rp 6,1 Triliun.
Menurut keterangan Musni Hardi selaku Kepala BI Perwakilan Kediri, jumlah dana yang disediakan tahun ini jauh lebih besar jika dibandingkan tahun 2018 lalu yang hanya mencapai 5,2 Triliun. Musni Hadi beralasan dana sebesar itu juga dipersiapkan untuk pembayaran gaji ke 13 PNS cair bersamaan dengan datangnya momentum bulan suci Ramadhan.
- Pemkot Surabaya Lakukan Normalisasi Sungai di Kawasan Mangrove Wonorejo
- Perkuat Fungsi Strategis Masjid dan Auditorium, Gubernur Khofifah Dorong Inovasi Berkelanjutan di SMAN 5 Taruna Brawijaya
- Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Pj Wali Kota Malang akan Rampungkan Revitalisasi Pasar Besar
Selain untuk keperluan pembayaran gaji ke-13 PNS, dana sebesar itu juga dipergunakan melayani penukaran pecahan uang baru bagi masyarakat yang memerlukan. Bagi masyarakat yang memerlukan uang pecahan baru bisa menukarkanya ke 69 bank yang sudah ditunjuk oleh BI Kediri. Ke-69 bank yang sudah ditunjuk tersebut berada di wilayah cakupan kerja BI Kediri meliputi eks krisidenan Kediri - Madiun.
"kita sudah bekerjasama dengan 69 kantor cabang bank se Krisidenan Kediri - Madiun untuk melayani penukaran uang kepada masyarakat," katanya.
Bagi nasabah yang ingin menukarkan pecahan uang baru ke bank, dibatasi hanya sebanyak Rp 3,7 juta. Pecahan nominal uang baru yang disedikan mulai terkecil dari Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu.
"Pelayanan penukaran uang hanya dilakukan khusus pada hari selasa dan kamis," pungkasnya.[dik/bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Malang Jadi Kota Kreatif, Menparekraf Berikan Apresiasi
- Sosialisasi Prokes, Forkopimda Jatim Bersama PJ Bupati Sidoarjo Bagikan Ribuan Masker di Terminal Bungurasih
- "Zakat Produktif" Hadirkan Senyum Bahagia Pedagang Kaki Lima di Probolinggo