VISI Presiden Jokowi 5 tahun ke depan adalah fokus pada sumber daya manusia. Itu sangat membutuhkan stabilitas situasi politik. Lembaga negara yang menjadi garda terdepan memastikan stabilitas politik nasional adalah Badan Intelijen Negara.
- Tujuh Tantangan Besar Indonesia 2023: Kepemimpinan Ideal (Seri III)
- PSBB. Obat, Madu, dan Racun di Tangan Jokowi
- Petani Dan Mindset Pejabat Kita
Kredo intelijen adalah operasi senyap. Berhasil tidak dipuji , mati tidak dicari sudah menjadi bagian dari identitas tugas yang tak terpisahkan dari insan intelijen. Termasuk bagi sang Kepala BIN, pak Budi Gunawan. Sangat jarang beliau muncul di televisi atau media, apalagi mengklaim keberhasilan. Hal itu memang tabu bagi insan intelijen.
Filosofi lembaga intelijen harus loyal pada satu ( single) user , yakni Presiden. Maka Kepala BIN wajib hanya melapor pada Presiden Jokowi, secara langsung, dan tidak boleh dipublikasikan media. Komunikasi intim dan personal antara Kepala BIN dan Presiden tidak perlu diketahui publik. Cukup Presiden yang tahu.
Karena itu, wajar jika dalam Kabinet Indonesia Maju , Presiden Jokowi tetap mempertahankan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN. Itu artinya User puas dan percaya dengan BIN. Fakta yang nyata dan tak terbantahkan.
Upaya senyap dan profesional BIN sangat dibutuhkan selama 5 tahun mendatang. Visi Presiden Jokowi sangat menekankan pentingnya stabilitas situasi keamanan dan stabilitas politik. Itu membutuhkan pimpinan/ kepala BIN yang sudah teruji dan profesional, BG sudah membuktikannya selama 5 tahun ini.
BG dekat dengan semua stakeholder dan ranah kepentingan nasional. BG misalnya juga menjabat sebagai pengurus Dewan Masjid Indonesia yang sangat diterima di berbagai ormas Islam dan Pondok Pesantren. Latar belakangnya sebagai polisi yang memulai karir dari bawah, membuat BG mudah mengakses berbagai lapisan strata sosial masyarakat.
Sebagai sebuah lembaga yang sangat strategis, BIN tidak boleh dipimpin oleh orang yang tidak jelas rekam jejaknya. Apalagi, dipimpin oleh orang yang haus dan menginginkan jabatan. Keputusan Presiden Jokowi mempertahankan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN sudah tepat, mengingat pengalaman, dan prediksi ancaman 5 tahun ke depan.
Namun, BIN juga harus terus berbenah. Apalagi di era Milenial dan serba digital. Informasi berseliweran begitu cepat. Perlu sistem baru yang memastikan informasi akurat yang diterima pimpinan BIN berlangsung cepat. Seperti motto BIN Veloz ET Exactus , benar dan tepat waktu.
Karena itu tidak ada salahnya jika Kepala BIN menciptakan perangkat operasi dan sistem kendali yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Jika Presiden Jokowi mempunyai 7 Stafsus milenial, maka wajar jika Budi Gunawan merekrut orang orang muda yang cerdas dan pro NKRI sebagai staf dan mata telinga tambahan untuk merespon jaman yang serba Milenial dan digital itu.
Tantangan Indonesia 5 tahun ke depan sangat beragam. Semoga dengan kendali yang teruji efektif, Badan Intelijen Negara bisa menjamin rasa aman dan damai bagi segenap masyarakat Indonesia.
Ridlwan Habib
Pengamat Intelijen
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Akuntansi Beras
- Gembira Nusantara
- Lima Kali Kebal, Jenderal Firli Dan KPK Tidak Bernilai Di Mata Azis Syamsuddin