HARI ini, Senin, 23 Maret, nampaknya Bursa Efek Indonesia (BEI) dibayangi paranoid masuknya investor asing China di tengah kaburnya investor asing bule.
- Laba Bersih BTN Semester I 2022 Melonjak 60 Persen
- Lestarikan dan berdayakan UMKM Jamu Tradisional, Anas Karno: Perlu Pembinaan Terpadu
- Perusahaan Kertas PT IRP di Jombang Ekspor Perdana ke China dan Asia
Apalagi China telah sukses mengatasi Corona di negerinya.
Kejatuhan harga saham di seluruh bursa efek dunia memberi kesempatan bagi China untuk masuk dan nantinya mengeruk keuntungan saat keadaan ekonomi sudah pulih.
Normal saja dalam bisnis bagi yg punya modal. Investor lokal kebingungan mau apa.
Nampaknya bila benar dugaan asing China masuk, indek IHSG akan bertahan atau malah naik. Tapi sebaliknya bila China belum masuk atau masih menunggu turun lagi, IHSG bisa turun di bawah 4.000.
Tentu tidak semua saham akan diuber asing. Akan dipilih-pilih misalnya saham batubara.
BEI hanya kecil saja dalam ukuran bursa global sehingga hanya perlu uang kecil (dalam ukuran global) untuk menggoyang harganya.
China sebagai negara besar tentu lebih banyak investasinya ke bursa Eropa dan mungkin ke Wall Street NY.
Tinggal kalkulasi politik dan keamanan investasinya saja. Ini permainan tingkat dunia dan maaf Indonesia lebih baik tetap fokus pada penanganan Covid-19.
Belajarlah dari Cina dalam penanganan Covid-19 yaitu tegas dan tidak ragu ragu.
Fuad Bawazier
Mantan
Menteri Keuangan, mantan Preskom Bursa Efek Jakarta
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Demi UMKM, Kenaikan PPN 12 Persen Harus Dipertimbangkan Kembali
- Permudah Investasi, PT SIER Dukung Inovasi Program Second Home Visa
- UMKM SETC Go International melalui Wellness Food Japan 2023