Pasca peristiwa pengeroyokan buzzer pendukung Presiden Joko Widodo, Ninoy Karundeng mengaku didatangi aparat kepolisian di kediamannya.
- Kado HBA ke 62, Kejari Surabaya Berhasil Recovery Kerugian Bank Jatim Senilai Rp 12 Miliar
- 3 Hari Mendekam di Rutan KPK, Begini Kondisi Lukas Enembe
- Usut Kebakaran Kejagung, Polri Dalami Cleaning Service yang Punya Saldo Ratusan Juta
"Sesungguhnya saya kaget juga karena HP saya kan hilang. Sehingga saya tidak update, tidak tahu kejadian apa yang terjadi ketika video saya viral pun saya tidak tahu," ucapnya di depan gedung Resmob, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (7/10).
"Tiba-tiba polisi sudah ada di depan rumah saya ketika video itu viral. Polisi meyakinkan bahwa saya harus melaporkan peristiwa itu," ungkap Ninoy.
Tapi kehadiran polisi justru membuat Ninoy merasa lega. Sebab sebelum didatangi dia merasa ketakutan dan trauma dengan ancaman pembunuhan dengan cara memenggal kepalanya saat dikeroyok.
"Yang saya alami ini suatu yang luar biasa karena memang saya tidak bisa membayangkan keadaan itu, seandainya ambulans itu datang. Karena kepala saya mau dipenggal, saya merasa itu nggak bisa saya lupakan," terangnya.
Ninoy Karundeng mengaku dirinya dikeroyok dan mendapatkan ancaman pembunuhan dengan cara dipenggal kepalanya oleh seorang yang dipanggil "Habib†di dalam Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ikut Kerja Serabutan, Sekalian Edarkan Sabu
- Ungkap Soal Korupsi BTS, Mahfud MD akan Dianggap Hanya Kejar Keterlibatan Johnny G.Plate
- Perempuan Muda Asal Sidoarjo Antarkan Sabu ke Dalam Lapas Kota Probolinggo
