Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengaku sependapat dengan hasil halaqah dzurriyah (keturunan) pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang meminta kepada Khittah NU 1926 di Situbondo.
- Jangan Sampai Baznas jadi Lembaga Penyamun Nafsu Penguasa
- Ketemu Moeldoko, Ada Sinyal Rizal Ramli Benahi Ekonomi di Tengah Pandemi?
- Sesuai UU Pemilu, Kalau Menteri Ikut Pilpres Harus Mundur
Sebagai pimpinan partai yang dilahirkan dari NU, Cak Imin berkomitmen sekaligus memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga Khittah NU 1926. Ia mengatakan, keberadaan PKB saat ini hanya menjadi bagian penopang dari kepentingan politik NU.
"PKB hanya bagian dari khittah, jadi penopang saja," pungkas Wakil Ketua MPR RI ini.
Diberitakan sebelumnya, para pendiri NU menggelar halaqah penegakan khitthah NU 1926 di Dalem Kasepuhan, Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Rabu (24/10).
Dari halaqah tersebut dihasilkan tiga keputusan bagi warga Nahdliyin, termasuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Pertama, NU kembali kepada ketentuan khittah 1926. Kedua, NU tidak berafiliasi kepada Capres mana pun dalam Pilpres 2019. Ketiga, warga NU dipersilahkan untuk memilih Capres sesuai hati nurani masing-masing.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- UNICEF: Krisis Sri Lanka Menghancurkan Hidup Anak-anak
- Bawaslu-KPU Kota Surabaya Dukung Program Makan Gratis Apkrindo, Upaya Tingkatkan Partisipasi Masyarakat
- Ratusan Ribu Kader Bakal Hadiri Apel Siaga Perubahan NasDem