Presiden Joko Widodo sudah terlalu sering sandiwara dengan kebijakan yang diambil sendiri, apalagi terkait impor. Tidak sedikit dari ucapan Jokowi yang tidak dikerjakan. Begitu juga sebaliknya, yang dikerjakan Jokowi tidak pernah diungkap ke publik.
- Dilaporkan PDIP ke Polisi, Andi Arief: Rakyat Bertanya Kok Dipolisikan?
- Di Tengah Dua Poros Romantis, Ada Kekuatan Baru Golkar-Nasdem
- Terkesan Tebang Pilih Acara Gatering Media, Humas Kemenpora Dituding Tidak Profesional
Atas alasan itu, Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menilai bahwa Presiden Joko Widodo tidak seharusnya marah ke menteri. Penilaian ini disampaikan Muslim Arbi menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang kesal karena masih banyak kementerian yang mengimpor barang dibanding menggunakan produk dalam negeri.
"Jokowi heran Indonesia masih banyak pakai produk impor, kayaknya Jokowi lupa janji pilpresnya sejak 8 tahun lalu. Dan Jokowi sendiri yang ingkar janji, stop impor. Tapi justru membiarkan kran impor terus mengalir," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/3).
Muslim pun mengurai sejumlah sandiwara Presiden Jokowi yang ujungnya tidak sesuai dengan harapan rakyat Indonesia.
"Jokowi berpose di sawah, beras diimpor. Jokowi berpose di tepi pantai, garam diimpor. Jokowi ekspor mobil, tapi punya asing. Dan mobil Esemka cuma untuk dongkrak citra doang. Jadi capek lihat sandiwara itu terus menerus," tegasnya.
Contoh-contoh tersebut merupakan bukti kegagalan Jokowi sendiri sebagai pemimpin Indonesia. Apalagi tegas Jokowi mengatakan bahwa tidak ada visi dan misi menteri, yang ada adalah visi dan misi presiden.
"Jadi tidak perlu marah dan salahkan menterinya. Kesalahan menteri itu kesalahan presiden," pungkas Muslim.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ustaz Abdul Somad dan Habib Rizieq Dukung Anies-Muhaimin, Ini Analisa Pengamat
- Labrak Rocky Gerung, PDIP Disebut Partai Politik Perusak Demokrasi
- PPP Bisa Ikuti Jejak PKB, Tinggalkan PDIP Lalu Bentuk Koalisi dengan PKS-Demokrat