Cara Tulis Bismillah

Taushiah oleh: KH. Luthfi Bashori


ADA orang bertanya tentang masalah penulisan 'Bismillah', pada kalimat Basmalah itu, kalau kita tulis, coba lihat di mushaf, kan kalimatnya ada اسم (ismun) dan الله (Allah). Adapun bacanya بسم الله (Bismillah).

Kalau dipisah jadinya بِ - اسْمِ – اللهِ Sedangkan kalau dirangkai semestinya menjadi: بِاسْمِ اللهِ (ismillah). Tapi kalau kita cermati, penulisan dalam Alquran itu tidak ada huruf alifnya. Jadinya: بِسْمِ اللهِ (Bismillah). Kok bisa alifnya hilang?

Yang kedua, coba lihat juga di dalam ayat: اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ (Iqra' bismi rabbika). Kok tulisan 'Alif-nya' tetap ada? Padahal sama-sama sehabis huruf 'ba', ada kata اسم 'ismun',  tapi yang ini kok tidak dibuang aja tulisan alifnya, jadinya بسم .

Ada pertanyaan seperti di atas ini. Sebenarnya begini, penulisan di dalam mushaf itu ada dari zaman dahulu kala. Pada zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup itu, sudah ada perintah untuk menuliskan Al Quran.

Jadi ada Kuttabun Nabi Muhammad SAW, yaitu para penulis dari kalangan sahabat yang dimiliki oleh beliau SAW.

Mereka diperintahkan untuk menulis Al Quran, yang akhirnya pada zaman Sayyidina Utsman bin Affan, dengan berbagai macam versi, maka buatlah satu mushaf yang disepakati bersama, namanya mushaf induk, atau yang lebih masyhur disebut sebagai 'Mushaf Utsmani'.

Di dalam Mushaf Utsmani ini serta tulisan Alquran yang pernah ditulis oleh para sahabat saat Nabi Muhammad SAW masih hidup, tertera kalau kata اسم (ismun) atau (bismi) itu dimudhafkan (disandarkan) kepada lafdzul Jalalah الله (Allah) yang bacanya بسم الله  (bismilahi), maka mereka bersepakat untuk menghilangkan huruf alifnya, jadi setelah huruf 'ba' langsung اسم (ismun) kemudian الله  (Allah), jadilah   بسم الله (bismillah) tanpa meyertakan huruf alif. 

Tapi, untuk yangbselain dinisbatkan kepada lafad 'Allah', maka alifnya ditetapkan seperti pada باسم ربك (bismi rabbika). Lihat, huruf alifnya tetap ditulis.

Seperti inilah ketentuan yang ada di dalam Mushaf Utsmani, yang diprakarsai oleh Sayyidina Utsman bin Affan dalam pembukuan Alquran, dan ini sudah disepakati oleh semua para shahabat yang saat itu masih hidup.

Penulis adalah pengasuh pesantren Ribath Almurtadla & Pesantren Ilmu Alquran (Singosari-Malang)

ikuti terus update berita rmoljatim di google news