Seandainya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serius dari awal, pasti sudah banyak penyelenggara pemilu yang terjaring. Karena itu penangkapan Komisoner KPU Wahyu Setiawan yang dilakukan tim KPK bukan sesuatu yang "wah".
- Paripurna Luar Biasa DPD RI Putuskan Pemilihan Pimpinan Sistem Paket
- Survei LSI Denny JA Ipuk-Mujiono 60,6 Pesen, Ali Makki-Ali Ruchi 21,4, Golkar-Gerindra: Kobarkan Semangat Kemenangan
- Demokrat Jatim Desak Pemerintah Tidak Sahkan KLB Deliserdang
Jelas Said, kecurangan pemilu tidak bisa dilakukan oleh peserta, semua berujung pada keputusan KPU.
"Peserta tidak bisa melakukan kecurangan sendirian," imbuhnya.
Misalnya pada level penghutingan suara, KPU yang berhak mencatat, mereka juga yang punya form, dan yang memiliki petugas.
"Jadi seandainya itu semua dibuka, akan banyak penyelenggara pemilu baik KPU dan Bawaslu yang terlibat," ujar Said.
Lalu kenapa selama ini penyelenggara pemilu tidak tersentuh, lanjut Said, karena kecurangan-kecurangan itu sendiri yang tidak terungkap.
"Selama ini seolah-olah tidak ada kecurangan, makanya tidak ada yang ditangkap," tutupnya.
Komisoner KPU Wahyu Setiawan bersama tiga orang lainnya yang disebut-sebut kader sebuah partai politik ditangkap tim KPK pada Rabu siang (8/1). Mereka ditangkap karena diduga terlibat kasus suap.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Al Aqsa Diserang, Sudah Tepat Indonesia Tolak Israel
- Kemenkumham Diminta Audit Seluruh Lapas di Indonesia
- Partai Masyumi Pertanyakan Kinerja Bawaslu Terkait Pengesahan Parpol Pendaftar Pemilu
