RMOLBanten. Median mensurvei elektabiltas 16 partai politik peserta Pemilu 2019. Hasilnya 10 parpol terancam
tak lolos parliamentary threshold.
Tingkat keterpilihan ke-10 partai
tersebut di bawah 4 persen. Partai-partai itu adalah Perindo, PAN, PKS,
PPP, Nasdem, Hanura, PSI, PKPI, PBB, dan Berkarya. "Elektabilitasi
Perindo 3,5 persen, PAN 3,4 persen, PKS 3 persen, PPP 2,8 persen,
NasDem, 2,7 persen, Hanura, 0,7 persen, PSI 0,3 persen, PKPI 0,2 persen,
PBB 0,2 persen, Berkarya 0,2 persen. Responden yang belum menentukan
pilihan (undecided voters) 14,4 persen," kata Direktur Riset Median,
Sudarto, dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin
(23/7).
- Disambati Petani Saat Reses, Hikmah Bafaqih Minta Pemprov Berikan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian
- Basis Pemilih Berbeda, Koalisi Golkar-PPP-PAN Representatif Usung Airlangga Capres 2024
- Puan Maharani Buka Rapat Paripurna ke-10, Ini yang Dibahas
Meski begitu Sudarto memberi catatan semua bisa berubah. Sebab survei yang dilakukan lembaganya tidak memasukan unsur kinerja mesin partai.
"Karena memang kan mesin masing-masing partai belum bergerak. Bahkan masih dilarang oleh KPU. Bisa saja masih banyak partai yang lolos. Apalagi kalau undecided voters sudah menentukan pilihan," jelas Sudarto.
Hasil survei juga menunjukkan PDI Perjuangan bakal memenangkan Pemilu 2019. Elektabilitas banteng moncong putih sebesar 26 persen.
"Disusul Partai Gerindra pada urutan kedua dengan 16,5 persen, Golkar 8,8 persen, PKB 8,7 persen, dan Demokrat 8,6 persen," katanya.
Tingkat keterpilihan PDIP dan Gerindra yang kian moncer disebabkan kedua partai mengusung tokoh internal untuk maju di Pilpres.
"Secara partai politik memang ada kenaikan di PDIP dan Gerindra. Karena semakin kuatnya pemberitaan tentang pencalonan Jokowi dan Prabowo, partai yang paling besar mendapatkan keuntungannya adalah PDIP dan Gerindra. Partai lain yang menjadi bagian dari Pak Jokowi tampaknya tidak menuai keuntungan. Ketika orang suka dengan Jokowi maka larinya ke PDIP, bukan Golkar atau partai lain-lain. Begitu pula sebaliknya dengan Pak Prabowo," urainya.
Makanya, menurut dia, penting bagi partai-partai lain untuk membentuk poros baru demi mendulang tingkat elektabilitas yang tinggi. Poros ketiga kata dia bukan hanya penting untuk menyemarakkan Pilpres. Tapi jauh lebih penting adalah untuk menyelamatkan partai di luar PDIP dan Gerindra.
"Karena kalau hanya dua orang ini bertarung, cenderung akan menaikkan suara PDIP dan Gerindra. Sementara di satu sisi partai lain suaranya cenderung turun," demikian Sudarto.[dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Selain Vonis Lebih Ringan, Majelis Hakim Juga Tolak Pencabutan Hak Politik Wahyu Setiawan
- Bacakan Pidato Menteri Nadiem Makarim, Begini Permintaan Bupati Lamongan Ke Insan Pendidikan
- Anwar Sadad: Bukan Hanya Gerindra, Masyarakat Juga Inginkan Prabowo Presiden