Desember 2020- Penderita Kanker RSUD BDH Bisa Gunakan Fasilitas Nuklir

Desain pembangunan maupun konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH) telah dirampungkan.


"Nanti akan dibangun tiga lantai. Lantai satu di bawah tanah atau basement dan dua lantai lainya di atas permukaan tanah. Tiap lantai luasnya 800 meter persegi, jadi kalau tiga lantai total luasnya 2400 meter persegi,” kata Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Pemkot Surabaya, Iman Krestian dikutip Kantor Berita saat jumpa pers, Rabu (23/10).

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya terus mematangkan basic desain dan hal-hal yang diperlukan untuk proses lelang. Iman juga memastikan bahwa proses lelangnya nanti juga akan diproses dengan khusus, pasalnya nanti hanya akan memberikan basic desain, mengutarakan apa saja yang diinginkan oleh pemkot, perkiraan biaya dan anggaran yang disiapkan oleh pemkot.

"Jadi, nanti yang mendesain adalah kontraktornya sendiri berikut pengerjaannya,” ujarnya.

Iman menambahkan, sesuai rencana lelang proyek ini akan dilakukan pada akhir tahun untuk manajemen konstruksi (MK)-nya. Selanjutnya, sekitar Bulan Februari kontraktor lelang dan pada Bulan April sudah ada kontraktor pelaksananya. Kemudian pada Bulan Mei atau Juni sudah bisa dimulai pelaksanaan konstruksinya.

"Kalau semuanya lancar, insyallah kami targetkan Desember 2020 sudah bisa digunakan. Apalagi pengadaan peralatannya nanti paralel, sehingga sama-sama jalan,” pungkasnya.

Seperti diberitakan selama ini, pasien-pasien penderita kanker yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, sedangkan di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Pemkot Surabaya menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya.

Saat ini tercatat jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.635 jiwa. Kemudian tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 3.896 jiwa. Di samping itu, penyakit tertinggi setelah kanker adalah hiperteroid dan keganasan liver.

Sedangkan pembangunan fasilitas kedokteran nuklir ini sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Bahkan, dalam setiap prosesnya selalu didampingi oleh pihak kepolisian, kejaksaan, tim ahli nuklir, akademisi dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

Sehingga dengan didampingi oleh para ahlinya maka pelayanan ini sudah pasti aman dan tidak ada dampak untuk masyarakat di sekitar rumah sakit.[aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news