Diksi Baru Jokowi ‘Tabok’- Presiden Lebih Baik Menindak Ketimbang Curhat

Presiden Jokowi kembali mengeluarkan diksi baru setelah sebelumnya muncul ‘genderuwo’ dan ‘sontoloyo’. Kali ini diksi yang dipakai ‘tabok’.


"Coba di medsos, itu adalah DN Aidit pidato tahun 1955. Lah kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum, astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul," ujarnya.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera sangat menyayangkan Jokowi mengucapkan kata-kata tersebut. Apalagi curhatan itu disampaikan dalam tugas kenegaraan.

"Justru kasihan Presiden jadi kelihatan curhat. Padahal punya semua," kata Mardani dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (23/11).

Menurut Mardani, sebenarnya mudah bagi pemerintah menindak pelaku yang menyebarkan hoax, jadi tidak perlu banyak curhat.

"Mudah bagi Presiden kalau mau menindak. Ada intelijen yang dengan mudah bisa mencari orangnya," pungkas politisi PKS yang juga anggota DPR ini.[aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news