Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo kesulitan melacak kontak dari pasien positif COVID-19 asal Kecamatan Sedati yang meninggal dunia, Rabu (25/3/2020) malam. Sebab, semasa dirawat di rumah sakit, pasien ini kurang membuka diri atau kurang komunikatif.
Bahkan, dari hasil penggalian data pihak rumah sakit (RS) pasien ini tidak pernah bepergian ke luar negeri.
- HUT Ke-77 RI, 231 Warga Binaan Lapas Bondowoso Dapat Remisi
- Dampak Air Rob, Pemkot Surabaya Kerahkan Belasan Mobil Damkar untuk Mengatasi Genangan
- Bappelitbang Ngawi Klaim Refocusing 57 Persen Tidak Berdampak Pada Infrastruktur
“Kalau menceritakan datanya dari RS, tidak dari mana-mana. Dia tertular, tapi penularannya juga tidak tahu didapat dari siapa. Karena orang ini kurang komunikatif. Sampai keluarga juga tidak mau datang kan (saat pemakaman) tadi,” ujar Kadinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarman, Kamis (26/3/2020).
Drg Syaf mengatakan, sekarang lima tim Dinkes Sidoarjo telah terjun ke lapangan untuk melakukan tracing lebih luas ke orang-orang yang pernah kontak dengan para pasien positif.
“Hari ini kami tracing perluasan dari kontak awal (keluarga). Perluasan ini dilakukan untuk melacak kontak-kontak yang lain dari orang-orang yang ada di tiga Kecamatan Sedati, Sidoarjo, dan Candi.
Menurut Syaf, pelacakan kontak ini segera dilakukan karena jumlah ODP sekarang di Sidoarjo sudah 40 orang.
“Itu harus di-tracing semua. Kami harus memutus hubungan kontak ini biar tidak tular-menular,” ujarnya.
Satu pasien positif COVID-19 di Sidoarjo meninggal dunia. Pasien tersebut berasal dari Kecamatan Sedati. Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin juga ikut memakamkan pasien tersebut pada Kamis (26/3/2020) dinihari, untuk memotivasi para petugas makam agar tidak ragu memakamkan pasien dengan baik.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kampung Patin Diharapkan Dapat Meningkatkan Produktivitas Masyarakat
- Gubernur Jatim Lepas Angkutan Mudik Gratis 2025 di Pelabuhan Jangkar
- Senam Massal, Cara Emak-emak Jatim Jaga Perlindungan Kesehatan Masyarakat