Ditegur Pangdam Brawijaya, Risma Memang Gayanya Seperti Itu

Teguran Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iryansyah pada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini terkait kurang seriusnya dalam penanganan Covid-19 dinilai tidak tepat.


Menurut aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Surabaya, Fitradjaja Purnama, kinerja Risma dalam penanganan Covid-19 sudah maksimal.

“Jika Pangdam bilang masalah Covid-19 jangan cuma pakai data, fakta atau drama dan sebagainya, dan memilih untuk riil, maka itu anggapan keliru. Selama ini data dan fakta adalah riil. Data dan fakta ini yang menjadi landasan kerja,” terang Fitra pada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (11/6).

Ditambahkan aktivis 98 ini, selama penanganan Covid-19 banyak pihak selalu menyudutkan Risma. Dari mulai Kota Surabaya akan menjadi Wuhan, dugaan sabotase mobil laboratorium Polymerase Chain Reaction atau PCR, hingga sebutan Surabaya menjadi zona hitam.

“Seolah-olah semua yang dikerjakan Risma hanya pencitraan dalam penanganan Covid-19. Menurut saya ini hanya sinis saja,” ujarnya.

Terkait gaya Risma, lanjut Fitra, semua kepala daerah memiliki gaya berbeda-beda. Sehingga tidak bisa gaya kepemimpinan setiap orang disalahkan.  

“Risma memang gayanya seperti itu. Ya mungkin Pangdam orang baru jadi tidak mengerti karakternya Risma,” tandasnya.

Karena itu daripada saling menyalahkan, Fitra menyarankan agar Pangdam V Brawijaya konsentrasi dengan tugasnya di kemiliteran.

“Penanganan Covid-19 sudah ada yang bertugas. Biarkan itu jadi urusan sipil. Pangdam konsentrasi saja dengan tugasnya. Biarkan urusan penanganan Covid-19 jadi urusan sipil,” jelas Fitra.

Selama masa pandemi ini, Fitra menilai masyarakat butuh solusi penanganan Covid-19 yang tepat. Bukan malah mencari kesalahan satu dengan lainnya.

“Kalau dibilang tidak siap menangani Covid-19, semua negara tidak siap. Tapi sejauh ini penanganan Covid-19 di Surabaya sudah maksimal,” tutupnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news