Calon wakil presiden Sandiaga Uno menuai banyak pujian saat menyampaikan gagasan mengoptimalkan KTP-el sebagai revolusi industri 4.0 dalam memberi pelayanan kepada masyarakat.
- Data KPU Diretas, Ini Respon TKN Prabowo-Gibran
- Kemenaker Dorong Milenial Terus Berkarya di Masa Pandemi Covid-19
- Said Didu Marah Anggaran PSN Masuk Kantong Pribadi
Gagasan itu, menurut Yandri, sesuai dengan UU 24/2013 tentang perubahan terhadap UU 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan.
"Makna dari UU itu memerintahkan kepada penyelenggara pemerintahan untuk hanya satu data kependudukan," ujar Yandri di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/3).
Berbeda dengan saat ini, di mana Joko Widodo sebagai kepala pemerintahan mengeluarkan banyak kartu pelayanan masyarakat. Bagi Yandri, program kartu-kartu sakti Jokowi seperti menyiratkan bahwa negara tidak bisa berpikir praktis dan efisien dalam melayani rakyat.
Menurutnya, dengan kehadiran KTP elektronik yang memuat data masyarakat, maka sudah seharusnya semua pelayanan tidak dipersulitkan dengan kartu-kartu lain. Apalagi, tidak mungkin lagi ada warga negara yang bisa merekam data ganda lagi.
"Jadi apa yang disampaikan Bang Sandi tadi malam sebagai pemungkas, jadi nggak perlu orang di dompet itu kartunya bertumpuk-tumpuk," jelasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemprov Jakarta Buka Mudik Gratis ke Jawa dan Sumatera, Simak Syarat-syaratnya
- Megawati Dianugerahi Bintang Jasa Negara Dari Presiden Putin
- Prabowo-Gibran Tempatkan Anak dan Perempuan Sebagai Modalitas Utama Indonesia Maju