GARBI Akan Bermetamorfosis Menjadi Partai Baru

Partai baru akan dideklarasikan oleh aktivis yang tergabung dalam GARBI (Gerakan Arah Baru Indonesia). Deklarasi partai baru untuk mewadahi aspirasi anggota GARBI guna menyalurkan pilihan politik mereka.


Menurut mantan ketum DPW PKS Jatim, GARBI akan tetap dipertahankan menjadi gerakan kultural yang memiliki hubungan simbiosis mutualism dengan partai baru nanti.

Kita ingi GARBI seperti halnya Muhammadiyah dengan PAN dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan PKB,” jelas anggota Komisi A DPRD Jatim.

Konsekwensi lainnya, GARBI juga akan menjadi gerakan terbuka bagi masyarakat sehingga siapa bisa masuk jika memang tertarik karena anggota GARBI tidak langsung otomatis menjadi anggota partai baru yang akan dideklarasikan segera.

Hammy mengakui ide dasar GARBI sebenarnya jauh hari pernah diwacanakan oleh mantan Presiden PKS, Anis Matta pada Munas PKS tahun 2008 silam. Ide besarnya adalah berharap gerakkan kita ada di tengah tidak ke kanan atau ke kiri. Kalau di Demokrat diistilahkan Nasionalis-Relegius dan di NasDem diistilahkan Restorasi.

Kita ingin merebut ceruk itu sebab Indonesia tak punya DNA seperti itu sehingga tinggal bagaimana para negarawan menempatkan posisi Indonesia tetap Islam Wasathiyah,” ungkap politisi murah senyum ini.

Ide besar itu selama ini sudah sering diwacanakan oleg GARBI di tempat-tempat yang banyak dikunjungi kaum millenial seperti warung kopi dan cafe. Karena itulah diskusi kebangsaan GARBI kebanyakan dilakukan di cafe sehingga siapa saja bisa ikut jika tertarik memperbincangkan berbagai masalah kebangsaan dengan narasumber yang berkompeten di bidangnya.

Diakui Hammy, gerakan kultural tersebut seperti ormas dan civil society itu tidak bisa memberikan perubahan yang besar dan jalan satu-satunya pintu membuat perubahan bagi bangsa Indonesia adalah melalui politik.

Makanya sebagian dari GARBI tetap berupaya membesarkan GARBI agar idenya tadi bisa semakin massif dilakukan dan sebagian lagi sedang menggodok entitas politik baru dengan membawa nilai-nilai baru.

Diantara nilai-nilai baru tersebut adalah bahwa wacana agama dan negara di Indonesia sudah tuntas sehingga tidak sepatutnya ada pihak yang berusaha mempertentangkan lagi karena itu sama saja set back.

 Ini ide yang ingin tawarkan ke masyarakat bahwa agama dan negara sudah selesai karena sudah bisa simbiosis mutualisme yang saling menguatkan,” ungkap Hammy.

Setelah agama dan negara selesai, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana indek demokrasi Indonesia turun dan selanjutnya bisa fokus mensejahterahkan masyarakat.
Ide ini kita istilahkan dengan INDEKS yakni Islam, Nasionalis, Demokratis dan Kesejahteraan,” ujar Hammy.[bdp

ikuti terus update berita rmoljatim di google news