Gempa dengan magnitudo 5,3 yang mengguncang Yogyakarta pada Senin pagi sekitar pukul 05.15 WIB bukan termasuk gempa megathrust.
- Jumlah Pelanggan KA Jarak Jauh di Daop 8 Menjelang Hari Raya Natal 2023, Capai 20 Ribu Lebih Penumpang
- Warganya keracunan Makanan Takjil, Ketua Komisi D DPRD Jember Bantu Tempat Perawatan Darurat
- Tutup LKBB, Bupati Malang Sampaikan ASN Harus Disiplin Berolahraga dan Check Up Kesehatan
Demikian pernyataan Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Senin (28/6).
"Bukan merupakan gempa megathrust, karena tidak bersumber di bidang kontak antar-Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, tetapi hiposenter gempa ini agak dalam memasuki Zona Benioff," terang Daryono di Jakarta.
Lebih jauh, Daryono menjelaskan, zona megathrust adalah zona sumber gempa pada subduksi/penunjaman lempeng landai dan masih dangkal. Sedangkan Zona Benioff adalah zona sumber gempa pada slab lempeng yang tersubduksi lebih dalam dan sudah mulai menukik.
Analisis BMKG menunjukkan episenter gempa terletak pada koordinat 8,56 lintang selatan (LS) dan 110,58 bujur timut (BT). Yaitu berada di laut dengan jarak 66 km arah selatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul di kedalaman 61 km.
Ditambahkan Daryono, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Yogyakarta yang magnitudonya kemudian diperbarui menjadi 5,1 merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Pulau Jawa dengan mekanisme sumber pergerakan naik-mendatar (oblique thrust fault).
Guncangan gempa dirasakan di Bantul dan Gunungkidul dalam skala intensitas III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Sementara di Purworejo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Nganjuk dalam skala intensitas III MMI.
Kemudian di Sleman dalam skala intensitas II-III MMI. Dan Klaten, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Malang, hingga Solo dalam skala intensitas II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan monitoring BMKG hingga pukul 05.50 WIB, belum ada aktivitas gempa bumi susulan dari gempa di selatan Yogyakarta ini.
Dituturkan Daryono, melihat guncangan (ground motion) yang sangat kuat padahal magnitudo gempanya relatif kecil, dengan spektrum guncangan yang luas, gempa selatan Yogyakarta tampaknya berpusat di dalam lempeng (intraslab) pada kedalaman menengah, mirip dengan “gempa intraslab” selatan Malang pada 10 April dan 21 Mei 2021.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ratusan Mahasiswa MSIB Bantu Layanan Puspaga di Balai RW
- Hari Ini 7 Warga Ngawi Meninggal Akibat Covid-19
- KUA PPAS 2025 Kota Madiun Resmi Disepakati Legislatif dan Eksekutif