Ekonom senior DR Rizal Ramli mengatakan, di era pemerintahan Gus Dur, Indonesia dapat dengan mudah memperoleh dukungan finansial 10 miliar dollar. Hanya saja, langkah ini bisa dilakukan jika Indonesia telah mendapatkan pemimpin yang baru.
- Politisi PDIP Ajak Wakil Rakyat Sisihkan 50 Persen Gaji Untuk Bantu Rakyat Terdampak Corona
- Pendapatan Negara Dari Sistem Bagi Hasil Lebih Besar Ketimbang Naikkan Pajak 12 Persen
- Haris Rusly: Eks Direktur CIA Loyal Pada Negara Bukan Jadi Kacung Penguasa
"Kami lakukan di era kepemimpinan Gus Dur dengan cara utang dibayar hutan," sebut RR dikutip Kantor Berita dalam acara Halaqoh Ekonomi dengan tema 'Membedah Konsep Ekonomi Gus Dur' di Hotel Atria Jalan Letjen Sutoyo, Kota Malang, Kamis (31/1).
Bagaimana utang dibayar hutan? RR menjelaskan saat itu dunia barat tengah dilanda global warming (pemanasan global). RR lantas menawarkan kepada Jerman untuk membayar utang Indonesia dan menggantinya dengan konservasi hutan di Indonesia.
"Waktu itu negara barat, salah satunya Jerman ramai terus, kamu punya hutan dipotong terus, kita perlu oksigen. Saya kemudian ngomong, ya kamu (Jerman) bantu bayar utang Indonesia, diganti dengan konservasi, mereka mau," ungkapnya.
Indonesia kala itu, lanjut RR, langsung melakukan langkah-langkah inovatif. Caranya dengan mengolah hutan-hutan yang rusak di Kalimantan.
"Kami olah hutan-hutan yang rusak di wilayah Kalimantan dengan cara konservasi. Ini kami tawarkan kepada negara-negara yang memiliki kepedulian dengan lingkungan," tandasnya.
Namun demikian, langkah ini dibutuhkan ketegasan dari pemerintah. RR pesimis pemerintah saat ini dapat melakukan langkah-langkah inovatif seperti era Gus Dur.
"Konsep ekonomi Gus Dur lebih berpihak pada rakyat. Ekonomi konstitusi dipegang teguh. Siapapun presidennya, kalau menteri pro neo liberalisme akan sulit menjalankannya," tutupnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mayoritas Fraksi DPR RI Minta Dana Haji di Bawah Rp100 Juta
- Usulkan Soeharto Pahlawan Nasional, Kemensos Siap Dikritik
- LSM Di Probolinggo Bantah Laporan LIRA Jatim Soal Dugaan Pelayanan Istimewa Hasan Aminuddin di Lapas Porong