emi menjaga dan melindungi pedagang dan pembeli, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan rapid test kepada 20 pedagang di Pasar Simo, 10 pedagang untuk Pasar Simo Gunung dan 10 pedagang tumpahan pasar.
- Kadus, Kades dan Camat di Banyuwangi Dilaporkan ke Polisi, Diduga Melanggar HAM
- 182 Ribu Anak Sidoarjo Bakal Divaksin
- Pemprov Jatim Komitmen Belanja Produk Dalam Negeri Rp 2,293 Triliun pada 2022
Kedua pasar tersebut dilakukan rapid test lantaran beberapa waktu lalu ditemukan salah satu pedagang yang beraktivitas ditemukan konfirmasi Covid-19 dan sudah meninggal dunia.
”Hari ini kita lakukan rapid test pukul 09.00 Wib, pagi tadi. Sambil kita menunggu hasilnya,” kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro dikutip Kantor Berita RMOLJatim di balai kota, Kamis (7/5).
Menurutnya, jika dari hasil rapid test tersebut tidak ditemukan ada yang reaktif, maka pasar tersebut kembali dibuka dan beroperasi seperti biasa.
Akan tetapi, ia menegaskan, sesuai informasi yang diperoleh dari camat setempat bahwa ada salah satu pedagang tumpahan pasar yang setelah dilakukan rapid hasilnya adalah reaktif.
“Tetapi kemarin saya dapat info dari pak camat bahwa pasar yang tumpah ini kemarin dirapid test ada satu yang positif dan kita tindak lanjuti swab,” urainya.
Oleh karena itu, Hebi menyatakan, sesuai protokol yang ditetapkan, maka kedua pasar tersebut untuk sementara waktu harus dilakukan karantina wilayah dan isolasi mandiri selama 14 hari.
Terhitung mulai hari ini 7 hingga 20 Mei 2020 mendatang. Namun, Hebi mengaku, saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan satuan petugas (satgas) terkait untuk terus melakukan tracing.
“Mereka memang tidak boleh berkativitas di pasar tersebut untuk beberapa waktu ini. Namun tetap masih boleh berdagang. Misalnya online kepada para pelanggannya,” katanya.
Di samping melakukan tracing, Hebi juga menyatakan, bahwa pihaknya sudah mendata para pedagang yang terdampak dan akan bersurat kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya untuk diberikan intervensi berupa bantuan kepada sejumlah pedagang tersebut.
“Kita data untuk pedagang yang ada di PD Pasar Surya. Kemudian, warga yang terdampak kita minta kecamatan untuk mendata. Kemudian dikirim ke Dinsos supaya ada intervensi dari pemkot,” jelasnya.
Hebi menambahkan, sebenarnya pedagang yang terpapar Covid-19 itu rumahnya persis di depan pasar. Namun, pasangan suami istri (pasutri) itu juga beraktivitas di dalam pasar lantaran memiliki stand di kedua pasar tersebut.
“Jadi rumah penderita yang meninggal ini di depan pasar. Dia juga beraktivitas di dalam pasar. Nah, yang kita rapid test ini tetangga dari stan dan sama tetangga rumah,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mojokerto Miliki Banyak Peninggalan Kerajaan Majapahit, Bupati Ikfina: Perlu Duta Wisata
- Over Kapasitas, Rutan Surabaya Akan Diperluas Tahun Depan
- Vakum 2 Tahun Akibat Pandemi, Surabaya Great Expo 2022 Kembali Digelar untuk Pulihkan Ekonomi