Adanya anak-anak yang meninggal saat kerusuhan 22 Mei 2019, Wakil Ketua Komite I DPD RI Fahira Idris meminta ada investigasi menyeluruh dan khusus.
- Airlangga Diduetkan dengan Siapapun Tetap Berpeluang Menang
- Kader Demokrat Tidak Perlu Ikut Bersuara Siapa Menteri Yang Harus Dirombak
- Hari Santri, Gus Rozin: Santri Masa Depan Harus Jadi Agen Perubahan Indonesia
"Semua korban yang meninggal harus mendapat keadilan. Namun, untuk korban anak, ada undang-undang khusus yang melindungi mereka. Oleh karena itu investigasi dan penanganannya juga harus khusus," ujar Fahira dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/5).
"Siapapun pelaku yang telah menghilangkan nyawa anak-anak ini harus dijerat pasal berlapis salah satu dengan pasal yang ada di Undang-Undang Perlindungan anak yang sanksi pidananya sangat tegas," tambahnya.
Fahira mengungkapkan, satu-satunya cara memenuhi keadilan atas jatuhnya korban meninggal pada kericuhan 22 Mei di mana diantaranya terdapat anak-anak adalah negara mampu menangkap pelaku kekerasan dan menyeretnya ke pengadilan. Tanpa itu semua, mustahil keadilan dapat ditegakkan dan kasus ini akan terus menjadi catatan kelam bangsa ini.
Jika dibanding kasus kekerasan lain, lanjut Fahira, pengungkapan pelaku kekerasan terhadap anak-anak pada kericuhan 22 Mei, tidaklah sederhana dan mudah. Namun, sesulit apapun negara harus mampu mengungkap siapa pelaku kekerasan yang sudah begitu tega membunuh anak-anak yang harusnya mendapat perlindungan dalam situasi-situasi yang tidak kondusif seperti yang terjadi pada 22 Mei kemarin.
Sebagai informasi, delapan orang meninggal dalam kericuhan yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu di mana diantara korban adalah anak-anak yaitu diantaranya Muhammad Harun Al Rasyid (14 tahun) dan Reyhan Fajari (16 tahun).[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- NU Keluarkan Lima Pernyataan Sikap Terkait Agresi Militer Israel Terhadap Palestina
- Dugaan Politik Uang Pilkada, Bawaslu Sleman Amankan Uang Tunai Rp12,6 juta di Kapanewon Minggir
- Dukung Prabowo Capres, Mantan KSAU Singgung Ketegangan Laut China Selatan