Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid memastikan telah menarik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU
- Cagub Luluk: Muhammadiyah Dan NU Penjaga Demokrasi Dan Ekonomi Jawa Timur
Hal itu dilakukan setelah terjadi polemik dalam isinya yang ditemukan beberapa kejanggalan, salah satunya tidak ada nama tokoh Islam sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asyari.
Hilmar mengatakan, kamus tersebut disusun tahun 2017 silam dan telah ditarik dari peredaran, termasuk dari website Rumah Belajar Kemendikbud yang dimasukkan tahun 2019.
"Sekarang sudah diturunkan. Di perpustakaan yang punya potensi itu kita tarik, sejauh ini sih itu yang dapat dilakukan," kata Hilmar dalam keterangannya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (20/4).
Mengenai tidak adanya nama Hasyim Asyari, ia menegaskan hal tersebut terjadi bukan karena unsur kesengajaan. Ia membantah keras penghilangan nama KH Hasyim sebagai bentuk pengaburan sejarah seperti yang ramai dituduhkan.
"Saya mengakui bahwa ini kesalahan. Tapi ya karena kealpaan, bukan kesengajaan," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkab Kediri Tindaklanjuti SE Kemendikbud saat Bulan Ramadan
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU