Higemura Tak Terima Kiai Ma'ruf di Hadang Massa Di Madura

Ketua Umum Himpunan Generasi Muda Madura (Higemura), Muhlis Ali menyayangkan peristiwa penghadangan oleh pendukung Prabowo Subianto kepada Calon Wakil Presiden nomor 01 Ma'ruf Amin di Pamekasan, Madura. Sebab, penghadangan tersebut dilakukan saat Ma'ruf Aminhendak menghadiri haul, sekaligus berziarah ke Makam Kiai Suhro.


Menurut Muhlis, penghadangan kepada Ma'ruf Amin ataupun kepada Jokowi jangan sampai terulang kembali. Madura sebagai daerah basis santri, kata Muhlis, harus dijaga dan dilestarikan. Warga Madura harus mengedepankan ahlak dan sopan santun ketika bertemu dengan ulama besar seperti Ma'ruf Ami.

"Beliau kan Rais Aam PBNU. Kita harus hormati dan kita harus sopan kepada beliau," tandasnya.

Selama ini, Muhlis melanjutkan warga Madura selalu mengedepankan sopan santun. Tidak hanya kepada ulama, tapi juga kepada orang yang lebih tua.

"Preman atau yang dikenal istilah blater saja kalau di Madura itu dihormati selama mereka tidak berbuat salah dan meresahkan masyarakat," tambah dia.

Lebih lanjut, Muhlis mengatakan warga Madura jangan sampai terpecah belah hanya karena beda pilihan politik dalam Pemilihan Presiden yang bakal digelar pada 17 April 2019 mendatang. Pilpres harus disambut dengan gembira dan bijaksana.

"Makanya saya selaku Ketua Umum Higemura akan berkoordinasi dengan seluruh komponen Madura untuk mengawal dan mengamankan TPS. Kami tidak ingin warga Madura takut datang ke TPS dan terpecah hanya karena Pilpres ini," tandas dia.


Diberitakan sebelumnya, mobil Ma'ruf Amin sempat tertahan karena dihadang massa. Massa meneriakkan nama Prabowo. Pada saat itu, tmpak warga yang mengenakan pakaian koko dan berpeci berbaris di pinggir jalan. Ada juga menaiki kendaraan roda dua. Warga terus meneriakkan nama Prabowo.

Penghadangan Cawapres 01 Maktuf Amin harus diusut tuntas karena pasti ada aktor intelektualnya atau kelompok yang memobilisir untuk melakukan penghadangan, tegas Muhlis.[bdp]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news