Hingga kini kapal-kapal China tidak mau pergi dari perairan Natuna, menyusul klaim pemerintah yang menyatakan perairan Natuna adalah milik mereka.
- Sadar Telah Dibesarkan SBY, Alasan Gatot Nurmantyo Menolak Saat Diajak Congkel AHY
- Cabup Kelana Safari Temui Kader PAN dan Muhammadiyah Sidoarjo
- Ketua Komisi VI DPR Paparkan Keberhasilan Adhi Karya Melalui Rights Issue
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI Laksamana Madya TNI Yudo Margono mengatakan kapal-kapal asing tersebut bersikukuh menangkap ikan secara legal yang berjarak sekitar 130 mil dari perairan Ranai, Natuna. Kapal-kapal asing itu juga dikawal.
"Mereka didampingi dua kapal penjaga pantai dan satu kapal pengawas perikanan China," kata Yudo Margono dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AL di Tanjungpinang, Kepri seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/1).
Operasi ini akan terus dilakukan sampai kapal China benar-benar angkat kaki dari teritori Indonesia.
TNI juga gencar berkomunikasi secara aktif dengan kapal penjaga pantai China. Diharapkan komunikasi itu bisa membuat mereka pergi.
Para nelayan China itu menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan di Natuna. Indonesia telah melarang penggunaan pukat harimau, dan telah diatur melalui peraturan menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2/2015.
Peristiwa ini sama seperti 2016 lalu. Saat itu TNI menangkap menangkap dua kapal China yang memasuki wilayah Natuna dan mengambil ikan dengan pukat harimau.
Ini menunjukkan kapal asing tersebut memang tidak kapok menjarah kekayaan laut Indonesia.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hasil PRC-PPI: Prabowo Terlempar dari Lima Besar
- Bila SBY Turun Gunung Dukung Surya Paloh Menangkan Anies Baswedan, Jokowi Bakal Kewalahan
- Kyai Jatim All in 02: Berikut Daftar Kiai Khos Yang Hadir Sholawat dan Doakan Prabowo-Gibran Sekali Putaran