RMOLBanten. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo diminta tidak membuat polemik baru.Demikian disampaikan Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat Brigjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo menanggapi pernyataan Mendagri yang menyayangkan masih ada kelompok yang berupaya mengubah NKRI seperti mendirikan negara Islam di Indonesia, meski sudah melewati 20 tahun reformasi.
- Dishub Surabaya Upayakan Pembayaran Parkir Non Tunai Bisa Berjalan
- Dukungan Gus Muhaimin For Presiden 2024 Di Lumajang Makin Kencang
- Konsolidasikan Relawan Pendukung, Khofifah-Emil Optimis Menangkan Pilgub Jatim 2024
"Jujurlah yang mau ubah ideologi Pancasila siapa?" sambung Anton Tabah.
Jelas dia, yang berpotensi mengubah ideologi Pancasila adalah yang pro Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Komunis China (PKC) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRC).
"Mereka-mereka inilah yang sangat potensial ubah ideologi Pancasila karena mereka lebih suka atheis, sedangkan Pancasila mewajibkan yakin dengan akhirat dan wajib beragama, wajib jalankan agama sesuai kitab sucinya," terang Anton Tabah.
Para pendiri NKRI telah mengajarkan bahwa Pancasila idiologi negara, falsafah hidup bangsa, pandangan hidup bangsa, hukum tertinggi, dan sumber dari segala sumber hukum.
Kaidah NKRI fundamental, susunan sila-silanya hirarkis piramidal, tidak bisa dibalik-balik atau diperas-peras jadi trisila, ekasila.
"Mestinya Mendagri tanya pada ketum kenapa HUT Pancasila 1 Juni bukan 18 Agustus 1945? Kenapa tak percaya akhirat? ujar Anton Tabah.
"Mereka lah yang sangat potensial ubah Pancasila, bukan umat Islam yang taat pada keimanannya," tambah pengurus MUI Pusat dan Dewan Pembina HMI Pusat ini seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Indonesia Batal Gelar Piala Dunia U-20, Presiden Football for Peace: Begini akibat Permainan Politik Identitas
- Menang Pilpres 2024 Jika Sukses Atasi Covid, Bukan Pasang Baliho
- Pemilu 2024 Bisa jadi Ajang Perpisahan PPP dari Senayan