Banyak pihak menawarkan solusi untuk menyelamatkan ekonomi nasional di tengah pandemik virus corona atau Covid-19. Salah satunya mencetak lebih banyak uang atau printing money.
- Mendag Siapkan Sistem Resi Gudang Beras Petani Guna Stabilkan Harga
- Jalin Kesepakatan dengan Kemenhub, Pelindo Optimis Tingkatkan Pelayanan Logistik Labuan Bajo
- BI: Dalam Sepekan Rp 5,36 Triliun Modal Asing Keluar dari Indonesia
Menurut Ekonom Senior, Rizal Ramli, opsi tersebut tidak keliru. Tetapi, menjadi berbahaya jika pemerintah yang menjalankan opsi tersebut tidak kredibel.
"Mohon maaf, printing money pada saat pemerintahnya itu tidak kredibel, banyak KKN dan abuse of power, printing money bahaya sekali," ujar Rizal Ramli di ILC TVOne bertajuk ‘Corona: Setelah Wabah, Krisis Mengancam?’, Selasa (21/4).
Dikatakan Rizal Ramli, ketika printing money dilakukan dan tidak dikelola dengan baik. Akibat terburuknya adalah mata uang rupiah akan kehilangan nilai jual.
"Begitu pemerintah printing money, rupiah bisa anjlok ke Rp 20 ribu terkecuali pemerintah lebih kredibel saat ini," katanya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Ide printing money disuarakan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurutnya, ide tersebut dapat menjadi solusi jangka pendek untuk menyelamatkan ekonomi nasional.
"Itu opsi juga (cetak uang), memang kita tidak khawatir rupiah kemana-mana, tetap aja dia di dalam negeri. Kalau memang perlu, cetak uang juga suatu solusi yang (bisa) dijalankan untuk jangka pendek ini," kata JK pada acara yang sama.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Majukan Ekonomi Masyarakat, bank bjb Kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Pemkab Bekasi
- BNI Blokir 214 Rekening Diduga Terlibat Judi Online
- Surabaya Printing Expo, 250 Perusahaan Pamerkan Mesin Percetakan dengan Teknologi Modern