Ada tiga negara yang diincar pemerintah untuk memasarkan produk otomotifnya. Ketiganya adalah Arab Saudi, Australia, dan Amerika Latin.
- KIP Anugerahkan BTN Raih Best Digital 5.0 Keterbukaan Informasi Publik
- Kendalikan Inflasi Karena IHK Meningkat, Gubernur Khofifah Terus Gencarkan Pasar Murah
- Fasilitasi UMKM, Tom Liwafa Bikin Festival Surabaya
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, peluang Indonesia menjadi pemain utama di wilayah-wilayah tersebut cukup terbuka. Beberapa negara di kawasan tersebut tengah mengalami kelesuan di bidang otomotif.
"Contohnya di Australia, pasar otomotif mereka sedang turun karena pabrik-pabrik [mobil] mereka sudah tutup semua," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (20/12).
Pemerintah optimistis produk otomotif Indonesia akan direspon positif oleh konsumen. Pasalnya, pemerintah akan mendorong ekspor produk otomotif dengan harga terjangkau sehingga dapat dibeli oleh sebagian besar konsumen.
Selain itu, ekspor otomotif Indonesia juga cukup diminati oleh negara-negara lain. Sejauh ini, lanjutnya, produk otomotif Indonesia telah masuk ke 80 negara di wilayah Asia Tenggara, Timur Tengah dan lainnya.
"Kami akan dorong ekspor mobil pick up karena jenis ini memiliki harga yang terjangkau, kisaran US$10ribu hingga US$20 ribu. Permintaan terhadap mobil buatan Indonesia cukup tinggi, Filipina merespon positif produk otomotif Indonesia," jelasnya.
Apalagi, industri otomotif domestik juga sudah cukup kompetitif. Indonesia sudah dapat memproduksi baja berkualitas baik. Pabrik baja electrogalvanized di Cikarang dan Cilegon membuat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan komponen mobil secara mandiri yang dapat menekan harga produk.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tunjukkan Kinerja Positif Sepanjang 2021, bank bjb Optimis Hadapi Tahun ini
- Dirut BTN: The Beauty of Housing Industry, Kaya dengan Produk Lokal
- Bank Jatim Dukung Pembangunan Mushola di Probolinggo