Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Dedik Irianto menyatakan fenomena perburuan Koin Jagat mengakibatkan kerusakan 6 taman.
- Wali Kota Eri Gerak Cepat Bantu Warga Manyar Tegal Terdampak Angin Puting Beliung
- Belasan Hektar Tanaman Padi di Ngawi Tengah Terpaksa Tanam Ulang
- Petani Jawa Timur Menanti Alokasi Pupuk Subsidi 2022
Taman yang mengalami kerusakan, antara lain Taman Bungkul, Taman Lumumba, Taman Prestasi, Taman Teratai, Taman Paliatif dan Taman Ekspresi.
Rata-rata kerusakan yang dialami adalah tanaman terinjak-injak, dahan pohon patah hingga paving pedestrian yang terangkat.
"Para pencari koin seringnya menginjak-injak taman. Bahkan ada yang penasaran di bawah tanah sampek di congkel begitu, ada yang digali, bukak paving dll, itu kami larang dan tidak setuju," ungkap Dedik dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (18/1).
Tak hanya taman yang rusak, Dedik menyebut bahwa beberapa jalur hijau dan properti hiasan kota juga mengalami kerusakan.
"Di samping Kalimas kawasan Genteng Kali ada properti lampion berbentuk naga yang sampai robek. Mungkin saat mencari itu berebut atau bagaimana sampai menyebabkan kerusakan itu," terang Dedik.
Akibat kerusakan yang dialami, pihaknya kini telah melakukan perbaikan dan pembersihan di lokasi kerusakan.
"Karena terinjak-injak petugas kami terus melakukan perbaikan, seperti menganti dahan atau tanaman yang rusak hingga melakukan pembersihan akibat pencongkelan paving dan penggalian tanah," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang kembali, pihaknya berkoordinasi dengan Satpol PP untuk memperketat pengawasan di kawasan taman aktif maupun taman pasif.
"Kami imbau masyarakat yang datang ke taman untuk mencari koin agar tidak melakukan pengerusakan," pungkasya.
Seperti diberitakan sebanyak 6 taman dan beberapa jalur hijau di Kota Surabaya mengalami kerusakan akibat fenomena perburuan Koin Jagat yang semakin marak.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali mengimbau para pemburu untuk menghentikan pencarian koin digital yang meresahkan masyarakat tersebut.
Pemkot Surabaya juga telah melakukan sejumlah langkah tegas untuk menghentikan fenomena pencarian koin dari aplikasi Jagat itu.
Diantaranya, melakukan laporan kepada pihak Kepolisian atas pengerusakan fasilitas umum (fasum) yang dilakukan para pemburu.
Kemudian, Pemkot Surabaya juga telah melayangkan surat permohonan kepada Direktur Pengendalian Aplikasi Informasi Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Kemenkomdigi RI) untuk melakukan pemblokiran aplikasi Koin Jagat.
"Di dalam surat itu kami mengatakan, sehubungan dengan perburuan harta karun digital pada Aplikasi Koin Jagat, serta adanya laporan terkait perusakan fasum yang membuat resah warga dan dapat membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. Bersama ini Pemkot Surabaya mengajukan permohonan pemblokiran aplikasi Jagat atau Fine Family Friend yang terdapat pada Google Play dan Apple Store," kata Wali Kota Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (17/1).
Langkah selanjutnya, ungkap Wali Kota Eri Cahyadi adalah menyiagakan sektor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan pengawasan.
Penindakan para pemburu yang kedapatan dengan sengaja melakukan pengerusakan fasum akan dilakukan oleh Satpol PP, pengawasan taman dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Saya juga meminta Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) untuk memantau CCTV di setiap area taman, supaya siapa pembuang atau peletak koin bisa terlacak. Sehingga fenomena Koin Jagat tidak terulang kembali di Surabaya," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ajak Pengguna Benahi Taman dan Fasum, Koin Jagat Beransformasi ke “Misi Jagat”
- Koin Jagat Berdampak ke Fasum, Pj Gubernur Jatim Gandeng Kementerian Komdigi dan Pihak Berwenang untuk Penertiban
- Bahayanya Bermain Aplikasi Koin Jagat