Meski dengan tujuan membantu, namun jangan sembarang memberikan bantuan nafas buatan, apalagi pada orang tak dikenal dan mengenal rekam medisnya. Cukup dengan melakukan pijatan jantung luar menggunakan telapak tangan.
- Angka Stunting di Surabaya Terus Menurun, Tersisa 255 Anak dan 47 Kelurahan Sudah Nol Kasus
- Ridwan Kamil Memulai Rangkaian Sebagai Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19
- Diabetes, “Silent Killer” yang Mengancam Generasi Z: Kenali Penyebab dan Gaya Hidup Pencegahannya
Jika tidak mengenal betul korban, lanjutnya, yang mengalami henti nafas, maka cukup dengan memberikan pijatan jantung luar menggunakan telapak tangan. Pelatihan LBS ini juga dilengkapi dengan praktik-praktik cara memberikan pertolongan pada korban henti nafas.
Sementara itu, Ketua PPNI Kota Surabaya Misutarno mengatakan, pihaknya sengaja menggandeng Unusa. Hal itu untuk memberikan pelatihan kepada kader-kader kesehatan, linmas dan karang taruna di sekitar kampus A Unusa agar bisa memberikan edukasi yang baik bagaimana memberikan pertolongan pertama pada seseorang yang menderita henti nafas.
"Karena dunia sudah memprediksi bahwa orang-orang akan mengalami hal itu akan sangat banyak. Tiba-tiba saja henti nafas. Tidak hanya karena penyakit yang menyertai tapi karena kondisi alam misalnya gempa, kecelakaan dan sebagainya. Ini juga dalam rangka Hari Kesehatan Nasional yang diimbau oleh Gubernur Jatim agar semua pihak memberikan kontribusi terhadap kesehatan di Jatim. PPNI mencoba melakukan pelatihan ini,†ungkapnya.
Diharapkan para peserta ini nantinya bisa memberikan edukasi kepada masyarakat di sekitarnya tentang ilmu yang sudah didapatnya dari pelatihan ini.[isa/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Luhut Klaim 5 Hari Lagi Situasi Bisa Membaik, Mardani: Rakyat Perlu Aksi, Bukan Celotehan!
- Surabaya Mulai Gelar Vaksinasi Tahap III, Sasar Disabilitas Hingga MBR
- Epidemiolog Griffith University Australia Nilai Vaksin Booster Tak Efektif Redakan Covid