Jokowi Diminta Tak Pilih Menteri Yang Punya Rekam Jejak Korupsi

Begini harapan Tokoh Pesantren dan Tokoh Masyarakat di Jombang usai dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Jokowi dan KH Makruf Amin. Mereka mengharapkan Jokowi dan KH Makruf Amin tak memilih menteri yang mempunyai rekam jejak korupsi dan kepemimpinan periode kedua Presiden dapat segera memperbaiki perekonomian Indonesia.


Pak Jokowi harus memilih menteri yang benar-benar bersih. Jangan sampai memilih menteri yang memiliki rapor merah alias pernah tersangkut perkara korupsi karena bekerja tidak akan maksimal. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada TNI/Polri yang telah mengawal proses Pilpres mulai awal hingga pelantikan," ujar Gus Salman dalam sambungan selulernya.

Sedangkan Ketua DPRD Jombang Masud Zuremi mengucapkan selamat dan mengapresiasi atas pelantikan Jokowi Widodo - KH Ma'ruf Amin yang berlangsung aman, kondusif, dan suskes. Kesuksesan ini, tidak lepas dari kinerja TNI/Polri. Semua aparat keamanan sudah melakusanakan tugasnya dengan baik, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sehingga pelantikan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf berjalan aman, tertib, kondusif dan lancar. Semoga kepemimpinan beliau berdua amanah," ungkap Masud, Politisi PKB ketika ditemui di ruangan DPRD Jombang, Senin (21/10) kepada

Lebih lanjut anggota legislatif empat periode ini menambahkan sebagai orang daerah pihaknya berharap kepada Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Makruf Amin bisa melaksanakan tugas dengan baik. Yang kemudian bisa dengan segera memperbaiki hal-hal pada periode sebelumnya masih kurang baik dalam bidang infrastruktur maupun di luar infrastruktur.

Kami mendukung Presiden dan Wapres dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Dalam bidang pertanian, perdagangan, perindustrian dan sebagainya. Jika melihat program-program beliau, kami sangat yakin itu semua bisa dilakukan oleh Pak Jokowi," imbuhnya.

Hal senada juga dikatakan salah satu pengasuh pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang KH Zulfikar Asad mengatakan bahwa Presiden Jokowi sangat perhatian terhadap kalangan pesantren. Hal itu dibuktikan dengan penetapan HSN (Hari Santri Nasional) setiap 22 Oktober dan terbitnya Undang-undang (UU) Pesantren.

"Kami berharap Pak Jokowi tetap memiliki keberpihakan terhadap pesantren, seperti pada periode sebelumnya. Namun bukan berarti pesantren harus dianak-emaskan," tutur Gus Ufiek panggilan akrab KH Zulfikar Asad.

Lebih lanjut Gus Ufiek menandaskan bahwa dengan menggandeng pesantren pemerintahan Jokowi-Ma'ruf bisa menghadang laju radikalisme dan gerakan intolerasi. Karena salah satu ciri khas pesantren adalah bisa menerima keberagaman sebagai kelumrahan. Hal demikian yang selalu ditanamkan oleh pesantren kepada generasi muda, sejatinya perbedaan itu keniscayaan.

Semntara ia mencontohkan tentang perhatian Pemerintahan Jokowi pada dunia Pesantren yakni dalam hal infrastruktur, Presiden Jokowi memiliki perhatian khusus. Semisal, dibangunnya rusunawa untuk asrama santri. Sehingga jumlah santri dalam satu kamar semakin ideal. Dari jumlah satu kamar 20 santri, menjadi satu kamar antara empat hingga enam penghuni.

"Pada periode sebelumnya, Pak Jokowi sudah membangun rusunawa untuk asrama santri di sebagian pesantren, termasuk di Darul Ulum. Untuk itu, programnya bisa ditingkatkan, yang paling utama untuk pesantren yang belum mendapatkan program tersebut," pungkasnya. [bi/bdp]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news