. Ada kecenderungan perubahan komposisi kabinet pemerintahan Joko Widodo yang sejatinya diisi oleh partai politik pengusung.
- Menko Airlangga: THR Bagi ASN, Prajurit TNI Dan Polri Cair H-10 Lebaran
- PPP Jatim Solid Dukung Kepemimpinan Plt Ketum Mardiono
- Demi Lindungi Petani, DPRD Jatim Minta Pemprov Tak Datangkan Garam Impor
"Jadi memang komposisinya ini kan sudah mengarah ke kabinet ahli, artinya yang mendominasi itu dari profesional ketimbang unsur parpol," ujar Pangi di kawasan Medan Merdeka Selatan, Kamis (15/8).
Dalam sistem presidensial multipartai, kata dia, kebanyakan unsur parpol lebih dominan dibanding unsur profesional. Namun jika dicermati, unsur parpol dalam kabinet nanti diprediksi hanya akan diisi 45 persen.
"Berarti inilah yang akan dibagi dalam power sharing dan sepertinya PDIP juga bersikeras tidak mau. Itu hal yang maklum," imbuhnya.
Bukan tanpa alasan, penolakan PDIP tersebut lantaran partai pimpinan Megawati Soekarnoputri adalah parpol pemenang dan parpol pengusung utama yang menggerakkan mesin partai demi memenangkan Jokowi-Maruf.
"Dia adalah partai yang sudah berjuang dan berdarah-darah," lanjutnya.
Oleh karenanya, jika Presiden Jokowi tetap menginginkan profesional mendominasi kabinetnya, maka PR besar yang harus dikerjakan adalah menjaga perasaan partai koalisi.
"Misalnya Perindo berapa, walaupun dia enggak lolos di parlemen. Nanti yang dominan tetap dari PDIP, Golkar, Nasdem, dan PKB," sambungnya.
"Sejauh yang kita lihat, formasi 45:55 ini mungkin sudah final. Tetapi lobi-lobi, otak-atik terkait dengan nama pasti masih terjadi," tandasnya seperti dimuat Kantor Berita RMOL. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Permenaker 2/2022 Bukti Negara Tega dan Abai terhadap Warganya
- Survei Puspoll: PKB di Posisi Tiga Besar
- Masa Tenang, Menantu Jokowi Pimpin Turunkan APK Capres