Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam acara peringatan 9 tahun wafatnya mantan Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu kemarin (8/6), hanya sebuah sandiwara politik.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, saat dimintai tanggapan soal pertemuan Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam acara tersebut.
"Janganlah Jokowi melakukan sandiwara politik," ujar Jerry melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/6).
Menurut Jerry, Jokowi menunjukkan gelagat politik yang tak biasa hadir di acara peringatan wafatnya Taufiq Kiemas yang dikemas dengan peresmian Masjid At-Taufiq tersebut.
"Jadi ada sikap tak tulus dari Jokowi yang terlihat dari pujian yang disampaikannya ke Bu Mega yang dia anggap sama seperti ibunya," tuturnya.
Justru, menurut Jerry, apabila Jokowi masih menganggap Megawati sebagai orang penting dalam perjalanan karier politiknya, maka seharusnya dia menyingkirkan orang yang diduga menjadi perusak hubungan keduanya.
"Mega pernah memberikan warning ke Jokowi tentang puluhan jabatan yang diberikan ke Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), sedangkan partai (PDIP) yang membesarkan dia dicuekin," tuturnya.
"Kalau dia (Jokowi) tetap setia sama PDIP, maka LBP jangan banyak diberikan jabatan, bahkan kalau perlu dicopot karena banyak bikin gaduh dan terlalu menguasai dan mengendalikan Jokowi," demikian Jerry.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Sidang Hasto Kristiyanto, Hakim Pertanyakan Sumber Dana PDIP