Hasil pertanian dalam negeri yang memiliki potensi tinggi untuk di jual ke pasar internasional tidak melulu harus dalam bentuk barang mentah.
- KPU: Penundaan Pemilu Harus Lewat Amandemen UUD 1945
- Prabowo Temui SBY Pertama Pasca Menang Versi Quick Count, Demokrat Dinilai Berperan Besar Kawal Suara
- Gus Yasin Janji Jalan Kaki Surabaya-Jakarta Jika Polisi Tahan Firli Bahuri
Presiden Joko Widodo memberikan penekanan kepada jajarannya dan para pelaku usaha untuk tidak asal-asalan mengekspor hasil pertanian Indonesia.
Pasalnya, ia melihat hasil pertanian Indonesia bisa memiliki daya jual tinggi ketika diproduksi menjadi barang jadi. Sebagai contoh, ia menyebut porang mempunyai pasar yang besar dan bisa dimasuki Indonesia.
"Tapi ekspornya jangan dalam bentuk mentah, apalagi masih umbi-umbian. Paling tidak dalam bentuk tercacah atau syukur-syukur sudah dalam barang jadi," ujar Jokowi dalam acara Pelepasan Merdeka Ekspor Pertanian yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (14/8).
Dari contoh tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menginstruksikan gubernur, bupati dan wali kota se-Indonesia untuk mendesain program pengembangan pertanian yang kuat, tidak hanya di sisi hulu tetapi juga di hilir.
"Saya kira target kita memang hilirisasi," imbuh Jokowi.
Maka dari itu, Jokowi meminta agar komoditas-komoditas pertanian yang potensial segera diolah dengan baik oleh pemerintah daerah bersama para pelaku usaha.
Di samping itu, ia juga menekankan soal pemodalan petani dan inovasi teknologi dan pendampingan, guna mendukung produksi hasil pertanian yang berpotensi besar laku jika diekspor.
"Sambungkan petani dengan rantai pasok, sehingga mudah mengekspor. Dengan begitu daerah bisa berkembang menjadi sentra-sentra roduksi berorientasi ekspor," tuturnya.
Lebih lanjut, Jokowi menyebutkan sejumlah komoditas pertanian yang memiliki potensi besar untuk diolah menjadi barang jadi sebelum di ekspor. Hal itu ia temukan dari 514 kabupaten/kota Indonesia yang memiliki 293 sentra komoditas pertanian unggulan ekspor.
"Sarang burung walet, porang, minyak atsiri yang dalam beberapa tahun terakhir cukup berkembang. Ada juga bunga melati, edamame, tanaman hias dan produk-produk hortikultura lain yang kalau betul-betul kita beri perhatian akan semakin terbuka pasarnya," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Johnny G Plate Tersangka korupsi, Hermawi Taslim Ditunjuk jadi Plt Sekjen Nasdem
- Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Halangi Umat Islam yang Rayakan Iduladha 28 Juni
- Refly Harun Serukan Penolakan Presidential Threshold, Ini Alasannya