RMOLBanten. Aksi teror yang dilakukan jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) di Surabaya, pada Minggu (13/5) menggunakan bahan peledak high explosive (berdaya ledak tinggi)
- Masa Penahanan RJ Lino Diperpanjang Untuk 40 Hari Ke Depan
- Tingkat Kepatuhan Lapor LHKPN MPR dan DPR Terendah
- Saat Diperiksa KPK, Rafael Alun Trisambodo Ngaku Rubicon Hitam Atas Nama Kakaknya
Demikian disampaikan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam jumpa pers di Mapolda Jatim, Senin (14/5).
"Bom yang digunakan jenis triacetone triperoxide (TATP), bahan peledak yang sangat dikenal kelompok ISIS di Irak dan Syria," ujar Tito.
Baca juga: Tito: Bahan Peledak Bom Surabaya Sering Dipakai ISIS
Dijelaskan Tito, bahan peledak ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh kemudian diramu sedemikian rupa. Ramuan itu kemudian menjadi serbuk putih TATP yang berdaya ledak tinggi.
"Jumlah bom ini tidak harus besar. Tapi perubahan dari padat jadi gas di dalam kontainer yang tertutup itu bisa menimbulkan efek ledakan besar," tukasnya.
Lebih lanjut, Tito menyebut rangkaian aksi bom yang terjadi di Indonesia, mulai dari kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok hingga di Surabaya, terkait dengan jaringan ISIS.
Aksi teror itu dilakukan karena ISIS pusat tengah dalam desakan dan mereka memerintahkan seljaringan di seluruh dunia untuk beraksi. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Beredar Kasasi Terdakwa Jasmas Pemkot Surabaya Ditolak MA, Kuasa Hukum Binti Rochma: Aku Belum Tau
- Fitnah Brigjen Endar Tak Terbukti, Nama Baik Firli Bahuri Perlu Dipulihkan
- IPW Apresiasi KPK Tetapkan Hasto PDIP Tersangka Kasus Suap Harun Masiku