Terkait kasus Robertus Robet (RR) yang kini sedang ditangani pihak kepolisian, GM FKPPI Jatim berharap semua pihak bisa menahan diri.
- Mayoritas Publik Ingin Pengganti Jokowi Mampu Perbaiki Ekonomi Rakyat dan Kerja Nyata
- Selingkuh ke Paslon Lain, Kader PPP Probolinggo Dipecat
- Sudah Tak Sejalan, Ketua DPD Joman Jatim Mundur dari Jabatannya
Agus beralasan saat ini ada pihak yang menekan polisi untuk membebaskan Robet.
"Karena tidak sabar, ada yang berkehendak mendatangi rumah Robet langsung karena tersinggung. Tapi kami minta semua menahan diri†jelas Agoes dikutip Kantor Berita , Kamis (7/3).
Agoes Soerjanto memberikan apresiasi kepada polisi yang telah bersikap tegas menetapkan Robertus Robet sebagai tersangka.
Memang lagu yang dinyanyikan Robet, masih kata Agus, jelas sangat menyinggung. Lagu yang dinyanyikan Robet merupakan lagu populer di kalangan demonstran 98. Tetapi lagu tersebut sudah tidak kontekstual.
"Dan bila dinyanyikan saat ini, dimana ABRI telah berubah menjadi TNI atau Polri dan telah mereformasi diri menjadi TNI dan Polri yang profesional. Maka lagu tersebut bukan hanya tidak kontekstual tetapi juga sangat menghina,†tegasnya.
Agoes meminta kepada semua pihak untuk menjaga diri, lantaran saat ini sudah dekat pesta demokrasi.
"Jangan sampai atas nama demokrasi, semua pihak atau siapapun boleh sesuka hati menyampaikan kritik atau protes apapun pada negara dan semua pihak,†katanya.
Ia pun berharap agar kasus Rebertus Robet ini, menjadi pelajaran berharga bagi semua.
Seperti diketahui, sebelumnya, pada pukul 00.30 WIB, polisi telah melakukan penangkapan terhadap Robertus Robert yang diduga sebagai pelaku tindak pidana penghinaan terhadap penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia.
Robet diduga telah melakukan penyebaran informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan atau kelompok masyarakat berdasarkan SARA, berita hoaks, atau penghinaan terhadap penguasa atau badan umum.
Dalam orasinya itu, Robet menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan mahasiswa pergerakan 1998 untuk menyindir institusi ABRI.
Sementara itu, melalui sebuah video, Robet telah memberikan klarifikasi atas orasinya itu. Pertama, Robet menegaskan bahwa lagu itu bukan dibuat oleh dirinya, melainkan lagu yang populer di kalangan gerakan mahasiswa pada 1998.
Lagu tersebut dimaksudkan sebagai kritik yang ia lontarkan terhadap ABRI di masa lampau, bukan TNI di masa kini. Ia juga mengatakan, lagu itu tidak dimaksudkan untuk menghina profesi dan institusi TNI.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pilpres Masih Jauh, Ridwan Kamil Pilih Fokus Kerja Pulihkan Ekonomi
- Jika Tidak Ingin Rakyat Marah, Jangan Munculkan Lagi Isu Penundaan Pemilu
- Masinton Pasaribu: Kalau Semua Berpolitik ya Sibuk capres, yang Urusin Rakyat Siapa?