Kebocoran Pipa Gas CNOOC Penyebab Tangkapan Ikan Nelayan Menurun?

RMOLBanten. Dinas Lingkunan Hidup dan Kehutanan (LHK) berjanji akan melakukan penelitian terkait pengakuan menurunya hasil tangkapan nelayan di perairan Banten. Kebocoran pipa gas bawah laut milik PT China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) beberapa waktu lalu dinilai menjadi penyebabnya.Demikian disampaikan Kepala Dinas Linkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Banten, Husni Hasan, Minggu (15/7). "Itu sedang kita dalami dengan KLHK. Tergantung hasil laporan laboratorium dari mereka. Biasanya kalau kita yang melakukan itu, biasanya 10 sampai 2 minggu selesai. Mudah-mudahan mereka juga sama, sekitar segitu,” ungkapnya.


"Hasil tes diperkirakan akan keluar paling lambat selama dua minggu ke depan," ungkap Husni.

Disinggung apakah ada kemungkinan ada pihak yang menerima sanksi dari peristiwa tersebut, Husni tak menampiknya. Menurutnya, kapal yang melepas jangkar sehingga menimbulkan kebocoran pipa gas menjadi pihak yang paling berpotensi bertanggung jawab.

"Kalau ada pelanggaran atau pencemaran itu lebih kepada kecerobohan. Itu oleh kapal yang melempar jangkar. Kalau berdampak lingkungan ada aturannya, ada sanksinya tergantung bagaimana beratnya," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Pipa gas bawah laut milik PT CNOOC di Perairan Bojonegara, Kabupaten Serang, tepatnya sekitar 3-5 mil dari Pulau Panjang mengalami kebocoran, Senin (9/7) siang.

Hasil penyelidikan sementara, belum ada kerusakan atau menganggu biota laut iperairan tersebut. Pipa gas yang menyuplai ke turbin Pembangkit Listrik tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Cilegon itu bocor diduga akibat terkena jangkar kapal berbendera Jepang. Pukul 13.45 WIB, semburan gas yang membuat air laut menyumbul ke atas permukaan laut itu telah berhenti. [dzk]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news