Kematian santri berinisial AM (17) di Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo adalah kelalaian dan tindakan pribadi oknum santri yang berlebihan.
- PPP Jatim Jaring Kaum Milenial di Medsos, Target Satu Kursi Tiap Dapil
- Paslon DADI Tawarkan Inovasi Program Layanan Dokter Keliling untuk Masyarakat Kota Madiun
- PPP Tidak Menghendaki Adanya Revisi UU Pemilu
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid menyatakan kekerasan itu juga diyakini bukan bagian dari kebijakan umum dari Ponpes Gontor.
"Untuk hal tersebut saya mengimbau kepada para wali santri untuk tetap tenang dan memberikan kepercayaan penuh kepada pengasuh ponpes Gontor. Percayalah bahwa pesantren adalah tempat yang aman bagi anak-anak belajar," ujar Zainut dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/9).
Di sisi lain, ia menyampaikan keprihatinannya terkait insiden kematian santri ini. Zainut berharap peristiwa tersebut tidak terulang di kemudian hari.
"Semoga dengan kejadian ini, pondok pesantren Gontor dan juga Ponpes lainnya melakukan evaluasi dan perbaikan dari berbagai kegiatan ekstra kurikuler atau kegiatan lainnya yang berpotensi melahirkan tindakan kekerasan," terangnya dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Sebelumnya, seorang santri Ponpes Gontor 1 Ponorogo berinisial AM (17) meninggal dunia akibat penganiayaan, Senin (22/8). Awalnya, pihak pesantren menyebutkan AM meninggal dunia karena sakit. Pesantren itu pun membuat surat kematian palsu.
Meski demikian, pihak pesantren meralat pernyataan mereka. Ponpes Gontor mengakui AM wafat setelah mengalami penganiayaan. Mereka meminta maaf karena menutupi kejadian dengan alasan menjaga perasaan keluarga AM.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Doanya Soal Pemimpin Khianat Pernah Bikin Geger, Muhammad Syafi'i Ditunjuk Jadi Wamenag
- Kemenag Segera Terbitkan Aturan untuk Cegah Kekerasan di Lembaga Pendidikan
- Kunjungi Ponpes Gontor, Ini Nasihat Kiai Hasan Abdullah Ke Ahmad Muzani