Gubernur Jawa Timur, Soekarwo meraih gelar Doktor Honoris Causa (HC) bidang pendidikan vokasi kerakyatan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Penganugerahan ini diserahkan oleh Rektor UMM Dr. H. Fauzan, M.Pd dalam Sidang Terbuka Senat di Dome UMM Tlogomas Malang, Kamis (27/12).
- Cegah Bullying Siswa, Dispendik Surabaya Minta Sekolah Responsif Perilaku Anak Didiknya
- MPLS Jatim Pecahkan 3 Rekor MURI, Pj Gubernur Adhy: Bukti Komitmen Lingkungan Pendidikan Jatim Lawan Perundungan
- Guru Bahasa Arab asal Gambiran Harumkan Nama Banyuwangi di Tingkat Nasional
Pakde Karwo menjelaskan, strategi pertama yang dilakukan, Pemprov Jatim membuat diskresi kebijakan pengelolaan pendidikan melalui Perda No. 9 Th. 2014 tentang Revitalisasi SMK.
"Perda ini kami buat dalam rangka peningkatan daya siang Jatim, dan terbit lebih dulu sebelum Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK,†ungkapnya.
Untuk mempercepat revitalisasi, pihaknya juga membuat kebijakan moratorium pendirian SMA. Juga moratorium bidang kompetensi yang tidak sesuai dengan kebutuhan, misalnya perkantoran, akuntansi, dan teknik sepeda motor.
"Saya menetapkan rasio perbandingan siswa SMK:SMA idealnya adalah 70:30,†tegas Pakde Karwo.
Pakde Karwo menambahkan, strategi selanjutnya dalam melakukan revitalisasi adalah penguatan link and match di SMK. Oleh sebab itu, diperlukan langkah-langkah konkrit melalui berbagai cara antara lain pembentukan komite pemagangan, pelatihan guru produktif dan tenaga ahli industri yang diperbantukan di SMK.
"Bagi SMK yang kualitasnya masih kurang, Pemprov Jatim juga menetapkan SMK Pengampu untuk melakukan program pembinaan. Satu SMK Pengampu paling banyak membawahi 4 sekolah binaan,†terang orang nomor satu di Provinsi Jatim ini.
Lebih lanjut disampaikan, revitalisasi pendidikan tidak hanya di jalur formal tapi juga melalui Revitalisasi Vokasional Nonformal. Bentuk diskresinya melalui pengembangan SMK Mini, penerapan Dual Track Strategy, serta pengembangan madrasah diniyah (Madin) sebagai penguatan kelembagaan pendidikan vokasi nonformal.
"Kebijakan pendidikan vokasi yang dilakukan di Jatim telah terbukti berhasil mendorong struktur pekerja di Jatim lebih berkualitas,†ujar Pakde Karwo.
Pakde Karwo berharap, ke depan pola pengembangan pendidikan vokasi terus dievaluasi baik di Jatim maupun nasional. Lewat evaluasi rutin nantinya akan memunculkan kurikulum baru yang betul-betul dibutuhkan pasar, misalnya bidang digital multimedia. Apalagi, pada tahun 2019 pemerintah pusat tengah fokus pada penguatan kualitas SDM lewat pendidikan vokasi.
"Konsep ini akan saya serahkan kepada pemerintah pusat, sehingga alokasi anggaran yang ada bisa difokuskan pada perbaikan kualitas vokasi yang ada dengan memperbanyak porsi training daripada teorinya,†pungkas Pakde Karwo.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Prof Awik Puji Dyah Nurhayati Teliti Obat Baru Antikanker dari Spons Laut Indonesia
- Wali Kota Surabaya Akui Perjuangan Guru Sangat Berat, Eri Cahyadi: Jangan Pernah Berhenti Belajar
- Guru Besar ITS Kembangkan Material Penyimpan Hidrogen untuk Sistem EBT