Anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan menantunya, M. Bobby Afif Nasution, merupakan hal baru sejak era reformasi dimana keluarga Kepala Negara ikut bertarung di kontestasi politik.
- AHY dan Khofifah Masuk Nominasi Surya Paloh untuk Dampingi Anies Baswedan
- Ancaman Kebebasan Sipil Meningkat, Temuan LP3ES Separuh Masyarakat Indonesia Takut Menyatakan Pendapat
- Larangan Mudik, MUI: Ini Demi Melindungi Masyarakat Dari Bahaya Pandemi Covid-19
"Majunya dua keluarga Presiden berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap Presiden Jokowi. Sebab, komunikasi politik yang selama ini dibangun Jokowi bahwa keluarganya bersih dan tidak ikut larut dalam suasana politik," tutur Sekretaris Jenderal Literatur Institut, Asran Siara di Jakarta seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (13/12).
Alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini menilai, oligarki dan dinasti politik masih menjadi tantangan besar bagi demokrasi Indonesia saat ini.
"Merawat dan memastikan kebelangsungan demokrasi yang baik harus dimulai dari pemerintah dan keluarganya sendiri. Menahan diri dengan tidak ikut larut sehingga terkesan politik aji mumpung adalah sikap yang lebih bijak," tutupnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pengganti Tjahjo Kumolo akan Disampaikan Setelah Masa Berkabung
- Komisi I DPR Setujui Kemhan Jual 2 Kapal Perang
- Dewas KPK Bantah Firli Bahuri Tambah Pasal TWK di Draf Perkom 1/2021