Pemberian bantuan sosial (Bansos) untuk korban judi online seperti yang disampaikan Menko PMK, Muhadjir Effendy, dinilai tidak masuk akal. Alih-alih memberikan Bansos kepada korban judi online, ada yang lebih berhak mendapatkan Bansos yakni guru honorer.
- Konten Hersubeno Soal Sakitnya Mega, FNN: Di Mana Hoaxnya?
- Sirekap KPU Bermasalah, Aliansi Pemuda Desak KPK Investigasi
- Ini Harapan Pengusaha kepada Bupati Madiun Terpilih
"Yang layak mendapat bansos tersebut adalah guru, terutama guru yang berstatus honorer," kata Peneliti IDEAS, Muhammad Anwar dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (15/6).
Berdasarkan temuan survei IDEAS dan GREAT Edunesia, masih banyak guru tidak pernah mendapatkan Bansos. Padahal penghasilan mereka juga masih jauh dari tercukupi.
"Survei kami pada bulan Mei lalu menunjukan sebanyak 63,2 persen guru mengaku tidak pernah mendapatkan bansos dalam bentuk, apa pun baik dari pemerintah pusat, daerah, maupun lembaga sosial," kata dia.
Data IDEAS, hanya 36,7 persen guru yang pernah mendapatkan bansos. Itupun tidak semuanya berasal dari pemerintah.
"Bansos yang didapatkan guru berasal dari Lembaga Amil Zakat ada 14,2 persen, Baznas 10,1 persen, Masjid 4,7 persen, dan lembaga lain 1,3 persen," ungkap Anwar.
Maka dari itu, IDEAS menilai guru honorer lebih layak mendapatkan bansos dibanding korban judi online. Dari survei yang dilakukannya, terlihat tekad mengajar yang kuat dari para pahlawan tanpa jasa ini.
"Walaupun dalam kondisi kesejahteraan yang rendah, kami melihat tekad guru Indonesia sangat membanggakan ini terbaca dari 93,5 persen. Mereka ingin tetap mengabdi dan memberikan ilmu sebagai guru hingga masa pensiun," demikian kata Anwar.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pertahankan Disertasi Kepemimpinan Transformasi dan Orkestrasi SDM, AHY: Ini Bagian yang Saya Syukuri
- Ribuan Warga Jatim Sambut Anies di Surabaya dengan Teriakan Presiden
- Hadapi Petahana, Program Paslon Ali-Ali Berasal dari Aspirasi Rakyat Banyuwangi