Sudah dua hari ini ratusan warga Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, melakukan aksi penghadangan truk material menuju perusahaan tambang emas Gunung Tumpang Pitu.
- Dibantu Penyekatan, Bupati Bangkalan Ucapkan Terima Kasih Pada Pemkot Surabaya
- Pj. Gubernur Adhy Harapkan Pabrik Pengolahan Limbah B3 di PIER Pasuruan Serap Banyak Tenaga Kerja
- Kapolres Madiun Borong Dua Penghargaan dari Kapolda Jatim
Pantauan Kantor Berita RMOLJatim, aksi warga dilakukan sejak Kamis (26/3) malam hingga Jumat (27/3) sore.
Aksi penghadangan dilakukan di pertigaan Lowi, masuk wilayah Dusun Silirbaru. Aksi ini dipicu kekhawatiran warga terhadap penyebaran virus corona baru atau Covid 19 yang dibawa para sopir truk tersebut.
"Kita khawatir wabah corona dibawa sopir-sopir truk. Mereka datang dari luar daerah. Kita khawair ada sopir truk terkena virus corona kemudian ikut masuk dan menyebarkan virus itu ke sini. Karena itu kita hadang agar truk-truk itu tidak keluar masuk wilayah kami. Apa kami salah?" ujar salah satu warga saat dikonfirmasi.
Akibat penghadangan tersebut, puluhan truk terpaksa harus berhenti berjam-jam dan mengantre hingga berkilometer.
Tampak puluhan anggota Polsek Pesanggaran dan Polresta Banyuwangi diterjunkan guna mengamankan jalannya aksi.
Walaupun aparat kepolisian sudah di lokasi aksi untuk berjaga dan melakukan upaya mediasi antara warga Desa Sumberagung dan pihak pengelola tambang yakni PT Bumi Suksesindo (BSI), namun warga tetap tak bergeming dan memilih bertahan di lokasi penghadangan.

Warga keukeuh menyebut aksi penghadangan sebagai bentuk dukungan kepada kebijakan pemerintah yang berupaya mengantisipasi penyebaran virus corona.
Warga menuntut PT BSI untuk menghentikan operasionalnya selama belum ada pengumuman dari pemerintah terkait dengan wabah corona.
"Banyak karyawan perusahaan tambang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan juga dari luar negeri, termasuk sopir truk pengangkut material yang berasal dari luar Banyuwangi. Siapa yang bisa memastikan mereka tidak terkena virus dan kemudian menularkan ke wilayah kita ini," papar Kardi saat mediasi, Jumat (27/3).
Karena mediasi tidak menemui titik temu, akhirnya puluhan aparat kepolisian membubarkan aksi warga. Beberapa warga yang menolak dibubarkan langsung diamankan. Aksi penghadangan pun berakhir. Truk-truk pengangkut material tambang emas Tumpang Pitu diijinkan untuk masuk.
Pantauan di lapangan, saat polisi membubarkan diri, warga langsung menyoraki dengan bertepuk tangan sebagai tanda tidak tegasnya aparat keamanan karena membiarkan truk-truk masuk ke wilayah tambang emas.[dan]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Eri Cahyadi Dampingi Menteri BUMN Buka ‘Sentra Vaksinasi Bersama’ di Surabaya
- Pendaftaran BMU DBHCHT Tahap II Tutup, Disperinnaker Bangkalan Belum Salurkan Bantuan Bagi IKM
- BLDF Ajak Mahasiswa Jatim Darling Tanam 6.208 Bibit Tanaman di Situs Trowulan