Kolonel Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya sebagai Kodim 1417 Kendari, dan diganjar sanksi militer berupa penahanan ringan selama 14 hari.
- AHY dan Khofifah Dinilai Paling Cocok Dampingi Anies di Pemilu Mendatang
- Gus Fawait Pimpin Kembali Tidar Jatim, Ini Program Strategisnya
- Amien Rais Dukung Prabowo jika Anies Baswedan Gagal Nyapres
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, komentar istri eks Dandim Kendari Kolonel Hendi di FB bukan penanda radikalisme.
Lanjutnya, sikap istri Kolonel Hendi adalah bagian dari resido pasca pemilihan presiden yang terus berlanjut hingga saat ini.
"Menurut saya bukan penanda paparan radikalisme itu nyata. Kenyinyiran pro-kontra memang berkembang menjadi problem etika dan empati di media sosial. Itu fenomena umum, bukan hanya di lingkungan TNI," demikiaj kata Khiarul Fahmi dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/10).
Lebih lanjut, Khairul menyebut tindakan istri perwira menengah itu lebih mengindikasikan bahwa sikap politiknya memang berseberangan dengan pemenang pilpres kemarin yakni Joko Widodo.
"Pernyataan isteri perwira TNI di medsos itu, meski bisa dipermasalahkan secara etika, namun itu bukan penanda radikalisme. Itu sekadar cerminan preferensi dan sikap politik dari yang bersangkutan," pungks Khairul Fahmi.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- AHY, Annisa Pohan dan Arumi Bachsin Meriahkan Kampanye Akbar Partai Demokrat di Gresik
- Amankan Pembukaan Muktamar Muhammadiyah, 2.500 Personel Polisi Diturunkan dari 4 Polres
- Ganjar Ditantang Jangan Hanya Janji Revisi UU Ciptaker, Tapi Paham Kemauan Buruh