Gedung Puskesmas Pembantu (Pustu) yang akan diperuntukkan sebagai pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang tak difungsikan, dan akhirnya kondisinya mangkrak. Pasalnya, Bidan Desa tak mau menempati gedung tersebut dikarenakan kondisi yang sangat memprihatinkan. Seperti yang diungkapkan oleh Koordinator Badan pekerja LSM Pro-Desa, Achmad Khoesairi.
- Gubernur Khofifah Dorong Penjabat Bupati/Walikota Se-Jatim Lanjutkan Progres Tindak Lanjut Pemeriksaan BPK di Masing-Masing Daerah
- Gubernur Khofifah Jajaki Kerjasama Pembangunan SRRL dengan Bank Pembangunan Jerman
- Jaga Kebersihan Lingkungan, Ratusan Siswa SD-SMP Rutin Bersih-bersih Pantai Nambangan
"Padahal bangunan itu di renovasi sekitar 2019 lalu, namun kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Diantaranya atap yang sudah bocor jika hujan, genting jatuh, dan dinding yang berlumut. Sehingga Bidan Desa tidak mau menggunakan Pustu itu," terang Khoesairi saat ditemui awak media, Kamis (18/6).
Khosaeri pun juga menyayangkan hal itu bisa terjadi," masak fasilitas kesehatan kondisinya tidak sehat. Gedung itu direnovasi tahun lalu, tapi kami tidak mengetahui siapa kontraktornya dan RAB-nya seperti apa. Seharusnya ada papan nama proyek-nya," paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malang, Darmadi, bahwa sangat menyayangkan kondisi bangunan Pustu yang tak bisa difungsikan, lantaran kondisinya memprihatinkan.
"Bangunan itu harusnya bisa digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, tetapi kenyataanya seperti itu," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang Pudji Hadi Prastyo mengatakan, bahwa membenarkan proyek pembangunan pustu tersebut dikerjakan pada 2019.
"Itu Proyek pembangunan di tahun anggaran 2019 lalu. Dan Proyek itu masuk kategori rehab berat dan harusnya sudah selesai akhir tahun kemarin," ungkap Pudji saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (18/6).
Menanggapi kondisi bangunan yang tak difungsikan hingga saat ini, lantaran kondisinya yang sangat memprihatinkan. Pudji mengatakan, bahwa dirinya sudah kerap kali menegur pelaksana proyek yaitu kontraktor, bahkan konsultan perencana turut meringatkan.
Bukan hanya itu saja, lanjut Pudji, pelaksana proyek dalam pengerjaannya melebihi dari batas waktu yang ditentukan. Bahkan, banyak pekerjaan yang belum diselesaikan.
"Sampai saat ini banyak pekerjaan yang belum terselesaiakan. Seperti atap belakang, keramik belakang, kloset, kusen-kusen dan pengecatan ruangan di dalam. Pelaksana proyeknya adalah CV.Total Teknik. Sedangkan untuk anggarannya dengan pagu anggaran senilai Rp 200 juta, dengan waktu selama 90 hari," bebernya.
Dalam hal ini, Pudji mengaku, bahwa dirinya kesusahan untuk menghubungi pemilik CV.Total Teknik yang, untuk meminta pertanggungjawaban tentang kekurangan pekerjaannya.
"Saat itu saya sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek itu, bahkan saya berencana melaporkan CV itu," serunya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jaga Pemilu, Polda Jatim Berangkatkan 1.013 Personel ke Daerah Rawan
- Rahasia Warga Baduy Bisa Nol Kasus Covid-19
- Sesak Nafas di Asrama Haji Sekolilo, 1 Jamaah Haji asal Jember Gagal Berangkat ke Tanah Suci