[rmol[Kritik yang diutarakan oleh mantan Presiden RI, Jusuf Kalla, terhadap kebijakan Presiden Joko Widodo dalam menghadapi pandemik Covid-19 dinilai mewakili perasaan rakyat Indonesia saat ini.
- Gaduh Jelang Pilkada, Majelis Pakar PPP Tegaskan Muktamar Digelar 2025
- Majelis Nasional KAHMI: AS dan Israel adalah Poros Terorisme dan Kejahatan Dunia
- Tebar Inspirasi Ganjar, Ribuan 'Srikandi' di Jatim Gelar Festival Aksi Go Green
"Sekilas (kritikan JK) memang tampak rasional dan mewakili sebagian besar masyarakat Indonesia dengan pendapatnya yang sangat rasionallah," ucap analis politik Universitas Islam Indonesia (UII), Geradi Yudhistira, seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/5).
Karena, kata Geradi, Covid-19 merupakan sesuatu yang tidak bisa diukur cara mengalahkannya. Pun tidak tahu sampai kapan Corona akan terus menjangkiti, serta tidak tahu kapan punya senjata melawan corona.
"Nah maka dari itu sampai sekarang pun saya pikir Pak JK juga menilai itu, bahwa pemerintah tidak memiliki sebuah strategi yang jelas untuk mengalahkan Corona ini dengan cara apa pun. Justru yang terjadi sekarang adalah mau melonggarkan PSBB," jelas Geradi.
Sehingga, lanjut Geradi, pernyataan Presiden Jokowi agar rakyat hidup berdamai dengan Corona merupakan pernyataan yang lucu.
"Ini saya pikir juga menjadi sesuatu yang lucu. Karena itu sama saja begini, kita tidak tahu bagaimana cara melawannya, tapi kita disuruh untuk merangkul musuh kita gitu. Padahal kita tidak punya pertahanan diri yang kuat untuk melawan musuh kita itu," terang Geradi.
"Jadi ini pandangan yang menurut saya dari pemerintah sendiri. Menurut saya ini pandangan yang sangat naif ya, seolah-olah Corona ini adalah seperti manusia dan bisa dihadapi dengan sebuah kompromi," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Terpilihnya Aklamasi AHY dan SBY sebagai Pemimpin Demokrat Akan Bawa Kejayaan di Pemilu 2029
- Jika Ada Keputusan Dari Arab Saudi, Keputusan Pemerintah Batalkan Haji Perlu Ditinjau Ulang
- Diskusi Kepemimpinan Anak Muda, Millenial Bondowoso Sebut Gibran Layak Cawapres