Pelarangan penggunaan celana cingkrang dan cadar di instansi pemerintah ditengarai untuk menutupi satu isu besar.
- Risma Cuci Sendiri Mobil Dinasnya, Pengamat: Demi Konten
- Indonesia Perlu Waktu 150 Tahun Lagi Sahkan RKUHP, Ini Dua Faktornya
- Ombudsman Tidak Berwenang Urusi Pemberhentian Endar dari KPK
"Kita jadi khawatir jangan-jangan karena ekonomi kita ini kondisinya makin sulit ya atau minimal stagnan tidak maju-maju. Pertumbuhan ekonomi juga ternyata meleset dari yang pernah dijanjikan oleh presiden ketika kampanye dulu itu," ujar Hanafi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/11).
"Itu kemudian ditutup, dikubur dengan isu radikalisme yang membuat bangsa kita ini malah justru semakin berpecah belah,†imbuhnya menambahkan.
Hanafi menyatakan, dengan larangan Menag itu justru akan memperlebar definisi radikalisme. Juga menyinggung sebagian yang memakai celana cingkrang dan cadar tapi cinta Indonesia.
"Harus diakui isu radikalisme agama yang dimunculkan oleh Menag melalui soal berpakaian, soal berpenampilan itu terus terang juga harus diakui ditembakin juga kepada sebagian umat Islam," jelasnya.
Sebagai Menag, kata Hanafi, Fachrul Razi harusnya menjaga nilai kerukunan umat. Bukan malah jualan isu radikalisme dengan mengaitkan pada Islam.
"Itu isu yang tidak produktif untuk kemajuan masyarakat untuk kepentingan Indonesia maju," tukasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ganjar Komplain Cak Imin Saat Dites Mata Najwa, Anies: Kompetitor Dilarang Protes
- Pj Iwan Kurniawan Terima Penghargaan dari KPU Kota Malang atas Dukungan Penuh Penyelanggaraan Pilkada
- KPU Kota Probolinggo Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi DPS