Penolakan mahasiswa Universitas Pembangunan Pancabudi (Unpab) Kota Medan terhadap Menko Kemeritiman Luhut B. Pandjaitan disayangkan tokoh hak asasi manusia (HAM) Natalius Pigai. Betapa tidak, Luhut berada di kampung halamannya tapi diusir.
- Soroti Banyaknya Kasus KDRT, Annisa Pohan: Perempuan Adalah Kunci Sukses Sebuah Bangsa
- Jika Krisis Pandemi Tidak Stabil, Pemerintahan Bisa Lengser
- Medan Krisis Ukraina-Rusia Sudah Bergeser ke Indonesia
Mantan komisioner Komnas HAM asal Papua ini mengaku ikut malu terkait insiden penolakan mahasiswa terhadap Luhut.
"Saya malu lihat Bapak diusir bukan di Papua, tetapi kampung halamannya. Kita umat Nasrani malu di depan mayoritas muslim ini," ujar Natalius Pigai.
Dia pun menyarankan agar Luhut dapat membaca peta mata arah angin pada Pilpres 2019.
"Tinggalkan Jokowi itu, kapal karam sudah mau tenggelam," tutup Natalius Pigai.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bawaslu Gencar Sosialisasikan Aturan Netralitas Kades
- Bertolak Belakang dengan Sikap Jokowi dan Megawati, Mensos Risma Layak Dicopot
- Dulu Bung Karno Mengutuk Oligarki, Kini Oligarki Mengontrol Uang hingga Properti