Di antara beberapa kandidat bakal calon wali kota (Cawali) dan bakal calon wakil wali kota (Cawawali), nama Herlina Harsono Njoto cukup menyita perhatian masyarakat melalui baliho yang bertebaran di beberapa titik di kota Surabaya.
- Diumumkan Surya Paloh, Nasdem Resmi Pilih Anies Baswedan Jadi Bakal Capres 2024
- Pemuda Muhammadiyah Siap Kawal RUU Energi Baru Terbarukan
- Pemprov Jabar Batalkan Acara Diskusi Anies, Andi Sinulingga: Kalau Calonnya Mereka Boleh
Pengamat politik dari Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya, Lasiono S.IP menyebut, figur Herlina yang mewakili kaum minoritas berpeluang besar mengambil ceruk suara dari golongannya.
"Herlina ini berlatar belakang etnis Tionghoa, dan nonMuslim. Ini bisa mengambil suara di ceruk kelompok tersebut," ujar mantan Direktur Lembaga Survey Republik Research kepada Kantor Berita , Selasa (8/10).
Selain itu, lanjut Lasiono, Herlina mempunyai modal sosial besar dalam persaingan merebut kursi L1 maupun L2 dari calon PDIP. Hal itu, bisa dilihat Herlina kembali terpilih menjadi anggota legislatif Surabaya. Itu bukti kalau massa Herlina dibawah sangat kuat dan solid.
"Saya kira itu modal utama kalau mau maju jadi kepala daerah", tambah pria yang sedang menyelesaikan studi S2 di UWK Surabaya ini.
Partai Demokrat sendiri sudah teruji bertarung di Pilkada Surabaya lalu. Partai besutan SBY ini sangat tangguh dalam penggalangan massa. Contohnya, Pilgub Jatim 2018, Demokrat bersama koalisinya (NasDem, PAN dan PPP) berhasil mengalahkan Jago PKB - PDIP.
"Di Pilwali 2020 mendatang, saya prediksi Herlina jadi lawan sepadan jago Risma dan PDIP," jelasnya.
Dalam hal ini, Lasiono berpendapat bahwa suara minoritas dari etnis Tionghoa dan nonMuslim merupakan pundi suara yang patut diperhitungkan dalam pemenangan Pilwali 2020.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anwar Ibrahim Resmi Dilantik Jadi PM ke-10 Malaysia
- Giatkan ''Vox Populi'', Relawan Anies Menembus Desa
- Cocok Oposisi, PDIP dan PKS Berpengalaman Berada di Luar Pemerintahan